Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Asean Kembali Beroperasi Setelah 16 Tahun Vakum

Kompas.com - 26/02/2019, 09:08 WIB
Masriadi ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) Aceh Utara resmi mengakuisisi PT Aceh Asean Fertilizer (PT AAF) pada 31 Desember 2018 lalu senilai Rp 624 miliar.

Pembelian itu termasuk kompleks pabrik dan 105 unit perumahan karyawan.

Direktur Utama PT PIM Aceh Utara, Husni Achmad Zaki, dalam konferensi pers di Kompleks Pabrik PIM, Aceh Utara, Senin (25/2/2018), setelah membeli pabrik yang sahamnya dimiliki oleh negara-negara Asean itu, PIM mulai membersihkan lahan pabrik dan perumahan.

“Rencana kita akan aktifkan pabrik H2O2 dan dua tangki ammonia ek PT AAF itu. Pembelian itu diharapkan menunjang langkah bisnis perusahaan ke depan, kita mulai tahun 2019 ini,” sebut Husni.

Baca juga: Pupuk Iskandar Muda Bangun Pabrik NPK Senilai Rp 1 Triliun

Dia menjelaskan, aset yang dibeli merupakan aset yang jelas status hukumnya dari likuidator.

“Rumah di kompleks perumahan AAF itu kan jumlahnya banyak. Sebagian sudah dijual oleh likuidator ke eks karyaan AAF. Jadi, itu tak termasuk yang dibeli. Kita beli hanya 105 unit saja,” katanya.

Direncanakan, kompleks perumahan itu akan dibenahi dan diberikan ke karyawan PT PIM.

Dalam jangka panjang, sambungnya, bisa jadi PIM akan membangun rumah sakit yang refresentatif untuk melayani kesehatan masyarakat di ujung barat, Kabupaten Aceh Utara itu.

Baca juga: Warga Sekitar PT PIM Terdampak Bau Amonia, 7 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Husni berharap, langkah bisnis PIM semakin maju ke depan dengan mendirikan pabrik pupuk NPK dan mengakuisisi AAF. Dengan demikian, PIM bisa bisa berkontribusi lebih baik untuk menjaga ketahanan pangan di tanah air.

"Jika dulu ada anggapan lampu semakin meredup di Krueng Geukuh seiring berhentinya industri, ke depan kami ingin menyalakan lampu itu lagi,” pungkasnya. 

Sekadar informasi, komposisi kepemilikan awal AAF adalah pemerintah Indonesia yang diwakili PT Pupuk Sriwidjaja (60 persen), Thailand yang diwakili Departemen Keuangannya (13 persen). 

Kemudian Malaysia yang diwakili Petronas (13 persen), Filipina diwakili oleh National Fertilizer Corporation of Philippine (13 persen), dan Singapura diwakili oleh Temasek Holding Pte Ltd (1 persen).

AAF berhenti beroperasi sejak tahun 2003 seiring kendala bahan baku gas untuk memproduksi pupuk urea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com