PALEMBANG, KOMPAS.com - Kasus dugaan pemerkosaan yang menimpa Bidan Y saat ini masih terus diselidiki oleh Polda Sumatera Selatan.
Namun, dalam kasus tersebut polisi mengalami kendala lantaran minimnya alat bukti yang ditemukan dari hasil olah TKP oleh tim Laboratorium Forensik Polda Sumsel.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, sempat terjadi perdebatan antara petugas puskesmas tempat bidan Y menjalani pertolongan pertama usai menjadi korban pemerkosaan.
Dalam perdebatan tersebut, satu petugas puskesmas menyatakan ada sperma di pakaian korban dan satu petugas menyatakan bukan sperma.
"Setelah diserahkan ke Puslabfor, diperiksa secara ilmiah tidak ditemukan cairan sperma. Jadi bukan terjadi perdebatan antara polisi sama petugas puskesmas, tidak, polisi hanya mengolah TKP karena memang waktu itu ada sedikit keterlambatan dari kami. Tetapi penanganan awal oleh puskesmas sudah betul, mereka lap, bersihkan, sebagai ketentuan," kata Zulkarnain, Senin (25/2/2019).
Baca juga: Update Kasus Dugaan Pemerkosaan Bidan Y: Alat Bukti Tidak Ada hingga Buruh Batu Dipaksa Jadi Pelaku
Zulkarnain menjelaskan, selain mencari bukti sperma, petugas juga melakukan olah TKP di tempat aksi pemerkosaan itu berlangsung.
Lagi-lagi, hasil olah TKP juga tidak menemukan adanya bukti baru dalam kasus pemerkosaan tersebut.
"Setelah melakukan olah TKP, kasur, di ruang tempat TKP itu sangat penting. Karena dalam suatu pemerkosaan pasti terjadi pergulatan, sebuah pemaksaan, apa mungkin, maaf, bulu-bulu kemaluan akan rontok di situ. Itu tidak sama sekali ditemukan," ujarnya.
"Mungkin bekas kaki, telapak, apalagi lima orang yang masuk sebuah rumah itu, kata dia masuk manjat melalui jendela, pasti ada telapak kakinya. Tapi itu sama sekali tidak ada, bersih," tambah Kapolda.
Meski demikian, Zulkarnain belum mau mengambil kesimpulan jika aksi pemerkosaan tersebut dinyatakan laporan fiktif atau palsu.
"Nah, tetapi saya tidak mengatakan apakah terjadi pemerkosaan? Saya tidak bisa memastikan itu, yang jelas masih dalam proses penyelidikan. Saya juga tidak mengatakan begitu (laporan palsu) begitu naif bagi saya jika mengatakan begitu, tapi tiba-tiba betul terjadi pemerkosaan. Tetapi seperti saya jelaskan kepada penyidik, kan itu setiap ada kasus, polisi itu membangun sebuah asumsi, membangun sebuah hipotesis, nah itu dibuktikan nah betul ini terjadi pemerkosaan, kami buktikan dengan mencari alat bukti," ungkapnya.