Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilanda Hujan Es dan Angin Kencang, Sejumlah Rumah Warga di Sleman Rusak

Kompas.com - 22/02/2019, 20:31 WIB
Wijaya Kusuma,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Wilayah Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Jumat (22/2/2019), dilanda hujan deras disertai es dan angin kencang.

Akibat kejadian ini, beberapa rumah warga di Desa Donokerto rusak, termasuk Gedung Olahraga.

"Jam 14.00 WIB itu terjadi hujan lebat, terus hujan es. Hujan juga disertai angin kencang," ujar Kepala Desa Donokerto, Turi, Waluyo Jati, saat dihubungi, Jumat.

Jati mengatakan, angin kencang yang melanda daerah Donokerto terjadi cukup singkat. Durasinya sekitar 10 menit sampai 15 menit.

Baca juga: Hujan Es Landa Desa Donokerto di Sleman

Beberapa pohon tumbang dan menimpa rumah warga. Selain itu, genteng rumah warga juga banyak yang beterbangan terbawa angin.

"Dari 16 pedukuhan baru kami data, tetapi ada 6 yang sudah terdata. Ada Lima rumah warga yang rusak berat tertimpa pohon dan kebanyakan rusak karena gentengnya terbawa angin," ujar dia.

"GOR Donokerto yang digunakan untuk barak pengungsian juga rusak berat, sebagian dinding GOR roboh. Tower internet desa juga roboh," tambah dia.

Pihaknya masih melakukan pendataan. Rencananya, Jumat malam ini seluruh jajaran perangkat desa dan relawan akan berkoordinasi untuk melaporkan data dampak angin kencang.

"Nanti jam 20.00 WIB, seluruh jajaran desa dan relawan akan koordinasi menyerahkan data rumah rusak. Warga tadi juga langsung bergerak untuk gotong royong," ucap dia.

Tidak ada korban jiwa akibat terjangan angin kencang itu. Sebab, saat mengetahui ada hujan disertai angin kencang, warga langsung keluar rumah.

"Tidak ada korban jiwa, warga sudah pandai. Jadi, mereka langsung keluar rumah, menuju tempat terbuka," tegas dia.

Sementara itu, Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Staklim Yogyakarta, Djoko Budiyono mengatakan, dari pantuan radar hari ini, terdapat aktivitas awan cumulonimbus.

"Awan ini lah yang menyebabkan terjadinya hujan es, angin kencang dan bisa juga angin puting beliung," ungkap dia.

Baca juga: Sukabumi Dilanda Hujan Es hingga Puting Beliung, Lebih dari 100 Rumah Rusak

Angin kencang yang dihasilkan awan cumulonimbus ini bisa mencapai lebih dari 25 knot atau 45 km/jam.

Untuk saat ini, pembentukan awan cumulonimbus memang lebih banyak di bagian utara hingga tengah Yogyakarta.

"Dipuncak musim hujan dan pancaroba awan konvektif seperti ini banyak muncul. Untuk wisatawan dan masyarakat agar berhati- hati terutama di sekitar Merapi, khususnya di siang hingga sore hari," pungkas dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com