Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Waspada, Merapi Masuk Fase Pembentukan Lava dan Awan Panas Guguran

Kompas.com - 21/02/2019, 12:49 WIB
Mela Arnani,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Merapi masih berada dalam status waspada atau level II hingga hari ini, Kamis (21/2/2019). Aktivitas gunung yang terletak di Jawa Tengah ini terus meningkat sejak terjadinya awan panas guguran pada beberapa waktu lalu.

Berdasarkan informasi resmi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) PVMBG Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa saat ini aktivitas Gunung Merapi memasuki fase pembentukan guguran lava dan awan panas guguran.

Disebutkan, volume kubah lava sebesar 461.000 meter kubik sejak 22 Januari 2019 lalu.

"Relatif tetap sampai dengan saat ini. Material ekstrusi lava sebagian besar langsung meluncur membentuk guguran lava atau awan panas guguran," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis, Kamis (21/2/2019).

Baca juga: Jika Merapi Erupsi, Kendaraan Dinas Pemkab Magelang Disiapkan untuk Evakuasi

Tercatat, telah terjadi empat kali awan panas guguran dengan jumlah dan jarak luncur berbeda-beda.

Pada 29 Januari 2019, terpantau terjadi tiga kali awan panas guguran pada pukul 20.17 WIB, 20.53 WIB, dan 21.14 WIB. Saat itu, jarak luncur maksimum 1.400 meter.

Akibatnya, terjadi hujan abu tipis di beberapa daerah seperti Kota Boyolali, Kecamatan Musuk, Mriyan, Mojosongo, Teras, Cepogo, Simo, Kabupaten Boyolali, Kecamatan Kemalang, dan Kabupaten Klaten.

Kemudian, pada 7 Februari 2019 terjadi satu kali awan panas guguran berjarak luncur 2.000 meter.

Empat hari kemudian, 11 Februari 2019, kembali terjadi awan panas guguran sebanyak satu kali. Namun, luncuran guguran ini berkurang dari sebelumnya, yaitu berjarak 400 meter.

Pada 18 Februari lalu, terjadi tujuh kali awan panas guguran, dengan jarak luncur maksimum 1.000 meter.

Jarak luncur guguran lava dan awan panas, tercatat maksimum 2.000 meter, di mana masih berpotensi terjadi jarak luncur hingga 3.000 meter.

Keselamatan penduduk yang berada dari puncak Gunung Merapi dengan jarak terdekat 4,5 kilometer masih dalam kategori aman. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Aktvitas Merapi Tak Ganggu Masyarakat dan Kunjungan Wisatawan

Aktivitas kegempaan

Puncak Gunung Merapi terlihat dari Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/5). Pasca letutsan freatik Gunung Merapi yang telah terjadi empat kali sejak Senin (21/5) hingga Selasa (22/5) dini hari, status Gunung Merapi naik dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/ama/18.Aloysius Jarot Nugroho Puncak Gunung Merapi terlihat dari Tlogolele, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (22/5). Pasca letutsan freatik Gunung Merapi yang telah terjadi empat kali sejak Senin (21/5) hingga Selasa (22/5) dini hari, status Gunung Merapi naik dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/ama/18.
Selama sebulan terakhir, terpantau aktivitas kegempaan Gunung Merapi berupa 14 kali gempa vulkanik dangkal (VB), 39 kali gempa multiphase (MP), 34 kali gempa frekuensi rendah (LF), 81 kali gempa DG, dan 1.216 kali gempa guguran (RF).

Terpantau, aktivitas kegempaan secara keseluruhan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya. Hal tersebut, menandakan masih berlangsungnya suplai magma ke permukaan dan cenderung meningkat.

BPPTKG mengimbau masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana III untuk tetap tenang dan dapat beraktivitas seperti biasa, serta radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi dikosongkan dari segala aktivitas penduduk.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com