Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Selimuti Permukiman Warga di Bengkalis

Kompas.com - 21/02/2019, 11:55 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Permukiman warga di Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, diselimuti kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan dan lahan (karhutla), Kamis (21/2/2019).

Terlihat pada Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB, kabut asap terlihat tebal. Sejumlah warga tampak mengenakan masker saat di luar rumah.

Ewi (29) seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Terkul, Kecamatan Rupat, mengatakan bahwa kabut asap tebal muncul pada pagi dan malam hari.

"Paling parah pagi hari, tapi menjelang siang mulai hilang karena angin. Di sini angin kencang, karena dekat laut. Tapi kalau malam muncul lagi, pekat sekali," sebut Ewi saat diwawancarai Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Ribuan Hektar Kebakaran Lahan di Bengkalis Riau Diselidiki Polisi

Dia mengatakan, kabut asap yang disebabkan kebakaran lahan gambut ini sudah berlangsung lebih kurang satu pekan.

"Beberapa hari terakhir ini sudah mulai berkurang. Pekan lalu sangat parah sekali," kata Ewi.

Ewi khawatir dengan kondisi kabut asap saat ini, sebab sangat berdampak bagi kesehatan.

Hal yang sama dirasakan Indri. Sejak karhutla terjadi, wilayah Kecamatan Rupat dilanda kabut asap.

"Sudah sepekan lebih kabur asap di daerah kami. Sekarang masih banyak lahan gambut yang terbakar," kata Indri, Rabu.

Kabut asap ini, kata dia, sangat mengganggu pada saat berada di luar rumah. Kabut asap juga mengganggu jarak pandang.

"Sangat menggangu. Jarak pandang saja sudah terbatas. Kalau pagi jarak pandang sekitar 300 meter. Kalau malamnya hampir sama," akui Indri.

Baca juga: Petugas Kesulitan Padamkan Kebakaran Lahan Gambut di Bengkalis

Camat Rupat Hanafi mengimbau kepada masyarakat agar mewaspadai dampak karhutla tersebut.

"Kita imbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Kalau keluar gunakan masker karena kabut asap cukup parah. Bagi masyarakat yang merasakan dampaknya agar merujuk ke puskesmas dan pustu-pustu di desa dan kelurahan masing-masing," ucap Hanafi.

Sejauh ini, kata dia, belum ada laporan dari masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

"Belum ada laporan. Sejauh ini cuma batuk dan kering tenggorokan. Saya saja saja sudah merasakan dampaknya," akui Hanafi.

Dilaporkan sebelumnya, luas lahan gambut yang terbakar di Kecamatan Rupat sudah mencapai ribuan hektar.

Wilayah yang terbakar meliputi Kelurahan Terkul, Kelurahan Pergam, Desa Sri Tanjung, Desa Teluk Lecah dan Desa Kebumen.

Hingga pekan ketiga, kebakaran masih terus berlangsung. Tim satgas karhutla dari kepolisian, TNI, Manggala Agni, BPBD dan masyarakat peduli api (MPA), terus berupaya memadamkan api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com