Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Orangutan Diimbah dan Hamidah yang Bertukar Tempat dengan 2 Harimau

Kompas.com - 20/02/2019, 22:51 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Empat malam menempuh perjalanan darat yang melelahkan mengantar Diimbah (23) dan Hamidah (15) sampai ke Kota Medan.

Kedua individu orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) ini resmi menjadi penghuni baru Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo.

Namun kedatangan penghuni Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, ini tidak cuma-cuma. Dua ekor harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) jadi tukarannya.

Rafa dan Srideli, nama kedua ekor harimau Sumatera itu. Usianya sama-sama sekitar empat tahun lebih.

Selain orangutan, Ragunan juga menyerahkan burung pelikan dan Capybara. Hamidah sudah dua kali melahirkan. Inilah yang diharapkan pihak Medan Zoo. Hamidah bisa menambah populasinya selama di Medan. Kandang baru sebagai pengganti habitatnya pun disediakan.

“Hari ini kita serah terima, jadi mulai hari ini kita sudah bisa lihat orangutan di Medan Zoo. Untuk perawatan akan didampingi dokter hewan dari Ragunan. Mereka akan memberi edukasi bagaimana merawat orangutan,” kata Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan yang membawahi Medan Zoo, Putrama Al Khairi seusai acara serah terima, Rabu (20/2/2019).

Kehadiran pasangan Diimbah dan Hamidah, menurut Putrama, bisa menjadi daya tarik untuk mendatangkan minat pengunjung karena terakhir kali pihaknya memiliki orangutan pada 2016 lalu. Pongki namanya dan sudah dilepasliarkan ke habitatnya.

Baca juga: Unyil Melahirkan, Taman Satwa Cikembulan Tambah Koleksi Orangutan

Meski sudah menambah koleksi baru, penghuni kebun binatang yang terletak di Jalan Bunga Rampai 4, Kelurahan Simalingkar B, Ujunglabuhen, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, ini belum lengkap. Sebab, areal seluas 30-an hektar ini masih diisi 157 spesies yang didominasi unggas.

“Kita belum punya singa, unta, dan burung unta,” kata Putrama.

Untuk penambahan koleksi, Medan Zoo melakukan sistem lelang dan barter satwa-satwa yang populasinya banyak seperti harimau Sumatera yang saat ini jumlahnya sembilan ekor.

Pertukaran ini juga bertujuan untuk melindungi satwa dari perkawinan sedarah yang berdampak buruk pada kesehatan serta keturunannya.

Penambahan koleksi yang sedang dalam proses adalah lumba-lumba. Putrama mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan infrastruktur dan pembiayaannya. Pilihan pembiayaan, kata dia, bisa melalui kerja sama dengan pihak swasta atau corporate social responsibility (CSR) dari perusahaan, BUMN dan BUMD, atau skema lain.

"Atraksi lumba-lumba tak boleh dibawa berkeliling, kalau di kebun binatang boleh. Alternatif kerja sama untuk mendatangkan lumba-lumba dengan Ancol,” kata dia.

Kandang tak layak

Kandang yang disediakan Medan Zoo untuk pasangan Diimbah dan Hamidah dinilai tidak layak. Meski ukuran kandang cukup besar, namun tidak ada sebatang pohon pun yang tumbuh di dalamnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com