Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Bermuatan Puluhan Pelajar Karam di Sungai Mentaya Kalimantan Tengah

Kompas.com - 19/02/2019, 12:59 WIB
Robertus Belarminus

Editor

SAMPIT, KOMPAS.com - Sebuah kapal motor atau kelotok bermuatan puluhan pelajar, karam di Sungai Mentaya, Kecamatan Seranau Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Selasa (19/2/2019), saat mengantar mereka menuju ke sekolah.

"Kejadiannya saat di perjalanan menuju sekolah. Para pelajar itu berasal dari Desa Batuah atau dulu lebih dikenal dengan Kemapit dan Tamiyangan," kata Zeky Saputra, seorang guru SMA PGRI 2 Sampit, seperti dilansir dari Antara, Selasa.

Kejadian itu terjadi Selasa pukul 06.00 WIB ketika kelotok menjemput pelajar dari Desa Batuah. Ada 32 orang pelajar dan beberapa sepeda motor yang diangkut kelotok tersebut.

Seperti biasa, kelotok menjemput pelajar dan berangkat menuju sekolah. Tidak berapa lama saat di perjalanan, kelotok tersebut bocor.

Baca juga: Setelah Terjebak di Kapal Karam, 3 ABK Akhirnya Diselamatkan

Untungnya, kejadian itu cepat diketahui sehingga motoris dengan cepat mengarahkan kelotok ke pinggir sungai.

Saat air makin banyak masuk ke dalam kelotok, para siswa dan siswi bergegas naik ke bantaran sungai. Mereka basah kuyup karena harus bercebur ke sungai untuk naik ke darat sambil menenteng tas dan buku mereka di atas kepala agar tidak basah.

"Alhamdulillah, semua selamat dan tidak ada yang cedera. Tidak ada yang memerlukan perawatan medis," kata Kepala SMA PGRI 2 Sampit, Rohmad Widiyanto.

Kejadian itu membuat kaget pihak sekolah ketika mendapat kabar, namun pihak sekolah merasa lega karena semua anak didik mereka korban kelotok karam itu berhasil selamat.

Setelah kejadian, pihak sekolah mengizinkan pelajar korban kelotok karam itu pulang ke rumah dan tidak ikut belajar karena seragam sekolah mereka basah.

Rohmad mengatakan, anak didiknya harus berjuang untuk mengenyam pendidikan karena terbatasnya infrastruktur.

Baca juga: Nelayan Korban Kapal Karam yang Selamat Terombang-ambing 10 Jam di Laut

Dia berharap, kejadian yang mengancam nyawa anak didiknya tersebut tidak terulang lagi.

"Kami berharap kejadian ini juga menjadi perhatian semua pemangku kepentingan. Keselamatan anak didik harus dijamin agar mereka bisa aman, nyaman dan fokus menempuh pendidikan," ujar dia.

Setiap hari, kelotok ini memang rutin menjemput pelajar setempat dan mengantarnya ke SMA PGRI 2 Sampit yang terletak di Desa Terantang di kecamatan yang sama.

Transportasi sungai menjadi andalan karena akses jalan darat masih terbatas, bahkan kecamatan ini masih terisolasi jalan darat dari pusat Kota Sampit karena terpisah Sungai Mentaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com