Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jangan Gara-gara Tak Suka Salah Satu Capres, Tidak ke TPS, Itu Rugi..."

Kompas.com - 18/02/2019, 21:59 WIB
Fitri Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Puluhan perempuan dari wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tergabung dalam Koalisi Perempuan NTB-NTT, Minggu sore (17/2/2019) menggelar pawai budaya.

Sambil mengenakan pakaian adat khas daerah masjng-masing, peserta pawai membawa poster yang berisi beragam harapan dan tuntutan mereka agar peran perempuan dalam pembangunan diperhitungkan. 

Terutama, peran perempuan dalam mengatasi kemiskinan, melawan kekerasan seksual dan diberikan kemerdekaan dalam berpolitik.

Sekertaris Koalisi Perempuan NTB Selly Ester Sembiring, mengharapkan calon pemimpin Indonesia nanti lebih peduli perempuan, mereka juga meminta masyarakat terutama perempuan mengunakan hak suara mereka tidak golput.

Karena itu mereka akan menjadikan debat antarkandidat capres sebagai acuan untuk menentukan pilihan.

"Saya berharap jangan sampai kita tidak memilih hanya karena tidak suka pada salah satu calon atau keduanya. Nah kita berharap jangan golput, dalam pemilihan nanti ada 5 kertas suara yang akan kita terima," kata Selly, Minggu.

" Jangan gara-gara tidak suka dengan salah satu capres jadi tidak ke TPS (Tempat Pemungutan Suara), itu kan sangat rugi," ulangnya.

Baca juga: Bawaslu: Jangan Golput, Supaya Pemilu Tak Jatuh ke Orang yang Tak Baik

Mengantisipasi golput, Koalisi Perempuan Pusat bekerja sama dengan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu), sebagai Pemantau Independen Pemilu di seluruh Indonesia.

"Kami diberikan lebih dari 1.000 ID card dari Bawaslu menjadi pemantau independen pemilu di seluruh indonesia dan di NTB hanya terpilih sekitar 20 orang pemantau independen," kata Selly.

Sambil membawa poster berisi tuntutan dan harapan, puluhan perempuan mengenakan  pakaian daerah, baik wilayah NTB maupun NTT. 

Mereka juga mengenakan pakaian daerah yang beragam, mulai dari pakaian khas Lombok Utara atau Bayan, yang menggunakan jong atau penutup kepala dengan kain tenun yang unik, pakaian khas Sumbawa dan Lambung, lakaian khas suku Sasak di Lombok.

Meski sederhana, mereka memilih mengelar pawai di kawasan wisata Kota Mataram, ke Taman Loang Balok, mengingat di lokasi itu, banyak masyarakat yang berkujung, agar pesan yang ingin merwka sampaikan langsung dirasakan masyarakat.

Poster-poster tuntutan mereka seperti menginginkan agar kekerasan terhadap perempuan dihentikan, kesejahreraan dan lapangan pekerjaan untuk perempuan makin meningkat.

Baca juga: Antisipasi Mahasiswa Golput, Kampus Boleh Dirikan TPS Sendiri

Selly Ester Sembiring mengatakan koalisi perempuan ingin menawarkan yang paling utama adalah bagaiamana perempuan bisa berperan dan diberikan kesempatan dalam pembangunan berkelanjutan di negeri ini. 

Yakni dengan memperjuangkan hak-haknya, mendesak pemerintah atau calon presiden dan wakil presiden  bisa mengakhiri kemiskinan, memperjuangkan kesetaraan gender dan mengurangi ketimpangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com