Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Siswi SMA Keroyok Temannya Viral di Medsos, Cowok Jadi Alasannya

Kompas.com - 18/02/2019, 18:21 WIB
Amran Amir,
Khairina

Tim Redaksi

LUWU, KOMPAS.comVideo viral siswi sebuah SMA negeri di Luwu yang dikeroyok temannya dan kini beredar luas di media sosial Facebook diduga disebabkan rasa cemburu.

Keluarga korban mengunggah video viral tersebut dalam akun Facebook-nya.

Kasat Reserse Kriminal Polres Luwu, AKP Faisal Syam saat dikonfirmasi mengatakan bahwa penganiayaan tersebut dipicu karena masalah cowok.

"Masalah percintaan anak generasi milenial. Pelaku YM merasa cemburu karena pacarnya yang bernama RH dan merupakan mantan pacar korban, keduanya masih menjalin komunikasi," kata Faisal Syam dalam pesan WhatsApp, Senin (18/2/2019).

Menurut Faisal, kejadian tersebut tengah ditanganinya setelah korban NDY (17) melaporkan kejadian ini. Ia telah memeriksa sejumlah pelaku dan saksi.

“Pelaku dan korban serta saksi telah kami periksa yakni korban NDY (17) dan terlapor atas nama YM dan FA, selain itu kami juga telah memeriksa dua orang saksi yakni Elmayanti (17) dan Resiharum (15),” ucapnya.

Baca juga: Ribut Soal Makanan, Pesta Pernikahan di India Jadi Ajang Perkelahian

Kata Faisal, kejadian berawal saat korban NDY sedang berada di rumah lalu YM mengirimkan pesan melalui messenger dengan mengajak berkelahi. Korban membalasnya dengan mengatakan bahwa dirinya hanya mau datang untuk bedamai.

“Saat korban bersama 2 orang temannya menuju ke pasar Lanipa, sesampainya di sana sudah ada terlapor YM menunggu dan menarik jilbab korban yang mengakibatkan korban terjatuh. Saat terjatuh, FA memegang tubuh korban dari arah belakang lalu YM langsung memukul korban dari arah depan tepat pada bagian dada sebanyak 3 kali, pada bagian leher sebanyak 1 kali.Setelah itu YM menarik rambut korban dan pipi sebelah kanan korban lalu FA menarik rambut korban,” ujar Faisal.

Akibat kejadian tersebut korban mengalami kesakitan.

“Korban mengalami rasa sakit pada bagian leher, kepala, dada dan luka gores pada bagian pipi sebelah kanan. Kasus ini masih kami tangani,” tambahnya.

Kakak sepupu korban, Marwah, saat dikonfirmasi via messenger mengatakan jika adiknya itu dianiaya setelah dicaci oleh kakak kelasnya.

"Dianiaya karena cekcok soal cowok. Ini sepupuku mantan pacarnya pacaranki sama yang pukuli. Kemudian dibilangi sepupuku perempuan tidak baik, lantas sepupuku balas juga kata-kata tidak baik ke yang memukulinya,” kata Marwah, Senin (17/2/2019).

Video yang berdurasi 3 menit 17 detik tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama Marwah Shop pada Sabtu (16/2/2019). Dalam unggahannya, Marwah Shop menuliskan statusnya yang disertai emoticon menangis.

"Memang anak desa tapi tidak sewajarnya ko kasih begini sepupu ku, ko pukuli kayak binatang," tulisnya.

Dalam video tersebut, dua orang siswa sedang berkelahi lalu dibantu oleh seorang temannya. Tak lama kemudian, datang seorang siswi berpakaian Pramuka berupaya melepas kalung yang dikenakan pada leher korban.

Kompas TV Diduga berebut seorang perempuan, 2 orang laki-laki di Lumajang, Jawa Timur terlibat duel dengan senjata tajam hingga mengakibatkan keduanya mengalami luka parah. Sholikin, warga Desa Pasirian dan Mahfudz, warga desa Selok Awar-War kini dirawat di Puskesmas Tempeh, Lumajang akibat luka bacok di sekujur tubuh. Keduanya baru saja terlibat aksi duel atau carok pada Jum’at (4/1/2019) malam. Perkelahian bermula saat kedua laki-laki ini bertemu di rumah seorang perempuan di Desa Lempeni, Kecamatan Tempeh. Karena dibakar rasa cemburu keduanya berakhir dengan adu jotos. Kasus ini kini ditangani oleh Polsek Tempeh dan Satreskrim Polres Lumajang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com