Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Fakta 21 Anggota Pramuka Tersesat di Hutan, Bertahan 8 Jam hingga Minum Air Hujan

Kompas.com - 15/02/2019, 12:43 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah 21 anggota pramuka dan seorang pembina tersesat di Hutan Atanggao di Kolaka selama kurang lebih 8 jam, pada hari Minggu (10/2/2019).

Sumarjono (53), pembina pramuka yang turut tersesat, mengatakan, mereka sudah meninggalkan jejak di jalan agar mudah menemukan jalan untuk pulang ke base camp

Entah mengapa, jejak tersebut hilang dan rombongan anggota pramuka SMP 2 Kolaka tersebut terpaksa bertahan tengah guyuran hujan dan minum air hujan. 

Tim SAR akhirnya berhasil menemukan rombongan yang tersesat tersebut. Beberapa siswa ditemukan dalam kondisi pingsan dan salah satu siswi terluka karena dipatuk ular.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Tersesat di Hutan Atanggao usai mandi di air terjun

Ilustrasi hutan. Ilustrasi hutan.

Sumarjono menceritakan, rombongan yang dia pimpin berangkat dari Bumi Perkemahan Keakea, Kelurahan Mongolo, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka, Sultra, sekitar pukul 08.45 Wita, menuju air terjun Atanggao.

“Kami mandi, pokoknya main-mainlah, berfoto-foto, mengambil video bersama anak-anak, lengkap saat itu,” kata Sumarjono yang dihubungi lewat telepon seluler, Selasa (12/2/2019).

Setelah menikmati wisata air terjun, sekitar pukul 12.30 Wita, rombongan bergegas kembali menuju lokasi perkemahan karena sudah sepakat dengan sopir mobil yang akan menjemput mereka pukul 14.00 Wita.

“Di tengah perjalanan, entah bagaimana, kami nyasar. Jejak yang kami tinggalkan sudah tidak ada. Kami tetap mengikuti arahnya air. Awalnya kami naik gunung. Ketika dengar suara air, kami menuju ke air karena aliran air menuju ke kampung,” kata Sumarjono yang telah menjadi pembina Pramuka sejak puluhan tahun lalu itu.

Baca Juga: Kisah 21 Pramuka yang Tersesat 8 Jam di Hutan Kolaka, Minum Air Hujan dan Dipatuk Ular

2. Delapan jam mencari jalan pulang

Tenda pengunjung berdiri di pinggir sungai di lokasi wisata alam Bedengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).KOMPAS.com/ANDI HARTIK Tenda pengunjung berdiri di pinggir sungai di lokasi wisata alam Bedengan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Saat menyadari jejak sandal, sepatu, dan tali penolong di jalur pulang telah hilang, Sumarjono mengajak anak didiknya menyusuri aliran sungai.

Harapannya, aliran sungai akan berhilir ke perkampungan. Namun setelah berjam-jam menyusuri sungai, rombongan pramuka asuhan Sumarjono tak kunjung menemukan rumah warga.

Sumarjono menceritakan, setidaknya saat itu ada tiga bukit yang mereka daki. Namun, hingga sore hari Sumarjono bersama 9 siswa perempuan dan 12 laki-laki belum juga menemukan jalan keluar.

Akhirnya, mereka meneruskan perjalanan ke atas bukit yang lebih tinggi untuk mencoba mendapat sinyal telepon dan meminta bantuan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com