Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Terpilihnya Bengkulu sebagai Tuan Rumah Tanwir Muhammadiyah

Kompas.com - 15/02/2019, 10:36 WIB
Firmansyah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Ketua Umum Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebutkan, terdapat beberapa alasan dipilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah Tanwir Muhammadiyah. Salah satu pertimbangannya yakni sejarah lahirnya tokoh-tokoh Muhammadiyah berasal dari Bengkulu.

Hal ini disampaikan Haedar dalam sambutannya pada pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Balai Semarak Raya, Gedung Daerah Bengkulu, Jumat (15/2/2019).

"Bengkulu memiliki sejarah penting dalam Muhammadiyah, banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah lahir dari sini. Ada Hasan Din, konsul Muhammadiyah. Ia pengusaha dan juga ayah Ibu Fatmawati, Ibu Negara," kata Haedar, diiringi gemuruh tepuk tangan penonton.

Baca juga: Jokowi Akan Buka Tanwir Muhammadiyah di Bengkulu

Ia melanjutkan, Soekarno juga pernah beberapa tahun menjadi ketua majelis pendidikan dan pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu. Juga terdapat tokoh Tionghoa Oey Tjeng Hien, seorang Tionghoa yang masuk Islam dan lebih dikenal dengan nama Haji Abdul Karim Oey ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah di Bengkulu.

"Ini merupakan pertimbangan sejarah, sehingga Bengkulu terpilih sebagai tuan rumah Tanwir Muhammadiyah," sebut dia.

Haedar juga mengucapkan terima kasih atas kesempatan Presiden Joko Widodo untuk hadir dan membuka acara secara resmi.

Tanwir mengusung tema "Beragama yang Mencerahkan", yang dipilih atas dua pertimbangan. Pertama, Muhammadiyah dan Islam saat ini dituntut untuk menyebarkan praktik Islam yang mencerahkan.

"Mencerahkan hati, pikiran, tindakan, yang disinari nilai-nilai Islam," sebut dia.

Baca juga: Bertolak ke Bengkulu, Jokowi Hadiri Sidang Tanwir Muhammadiyah

Kedua, dalam kehidupan sehari-hari, dijumpai sebagian pemahaman dan pengalaman Islam kurang menunjukkan pencerahan sehingga muncul ekstrimisme, intoleransi, politisasi agama, ada juga ujaran kebencian membawa aura marah dan kebencian. Islam sesungguhnya membawa rahmatan lil alamin.

Haedar meminta peserta tanwir dapat mengikuti kegiatan dengan kepala dingin tanpa harus menunjukkan jari satu dan dua.

"Kasihan jari-jari yang lain tidak dipakai ada kecemburuan," seloroh Haedar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com