KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

2018 Jadi Tahun Pembuktian Wali Kota Hendi Ubah Wajah Semarang

Kompas.com - 15/01/2019, 18:02 WIB
Alek Kurniawan,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejak dilantik sebagai Wali Kota Semarang pada 17 Februari 2016, Hendrar Prihadi telah melakukan upaya dasar untuk perubahan pola pembangunan di Kota Semarang.

Perubahan ini di antaranya mendorong perluasan wawasan pembangunan dengan studi banding di berbagai negara, serta mendorong perubahan kebijakan ekonomi dengan lebih fokus pada peningkatan perdagangan dan jasa, khususnya pariwisata.

Berkat perubahan itu, tak pelak jika Kota Semarang kerap mendapatkan berbagai penghargaan yang cukup prestisius.

Tercatat sebanyak 47 penghargaan didapatkan Kota Semarang selama tahun 2018. Salah satunya adalah dinobatkannya Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah ini sebagai kota wisata terbaik ke-4 di Indonesia pada ajang Yokatta Wonderful Indonesia Tourism Award 2018.

Penobatan tersebut tak lepas dari kinerja pria yang akrab disapa Hendi itu untuk meningkatkan estetika perkotaan Kota Semarang menjadi lebih menarik.

Perubahan itu dilakukan mulai dari peningkatan ruang publik seperti Taman Indonesia Kaya, peningkatan sarana olahraga, seperti lapangan futsal rumput sintetis, hingga penataan permukiman dengan membangun 65 Kampung Tematik.

Di sisi lain, Hendi juga mendorong adanya efektivitas dan efisiensi melalui pemutakhiran software serta aplikasi pendukung, mendorong adanya revolusi mental di tataran birokrasi melalui evaluasi berkala sistem Lapor Hendi, dan mendorong peningkatan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui rapat koordinasi bulanan yang diikuti oleh seluruh organisasi perangkat daerah di Kota Semarang.

Tuntaskan berbagai proyek

Tak hanya itu, sebagai penegasan komitmennya dalam mengubah wajah Kota Semarang, Hendi pun meresmikan 466 program dan 2.906 kegiatan yang digarap Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sepanjang tahun 2018.

Peresmian proyek tersebut diawali dari Situation Room Pemerintah Kota Semarang, yang mana merupakan ruang integrasi pembangungn di Kota Semarang pada saat ini.

Kegiatan tersebut kemudian dilanjutkan dengan peninjauan sejumlah proyek prestisius Kota Semarang di 2018, seperti Taman Indonesia Kaya, Semarang Bridge Fountain, Plaza Kandri, dan Desa Wisata Cepoko.

Di tahun 2018 sendiri, Pemkot Semarang berhasil melakukan optimalisasi pembangunan. Hal tersebut terlihat dari serapan anggaran Pemkot Semarang yang mencapai 94,56 persen.

Di lain pihak, wali kota yang juga politisi PDI Perjuangan itu pun fokus pada peningkatan kualitas lingkungan Kota Semarang. Hal tersebut dilakukannya dengan peningkatan produktivitas lahan hijau.

Beberapa di antaranya merevitalisasi Hutan Tinjomoyo, peningkatan akses air bersih yang ditandai dengan dimulainya project SPAM Semarang Barat, pemeratan pembangunan infrastruktur, serta penanganan banjir wilayah timur dengan melakukan normalisasi sungai dan pembangunan rumah pompa.

“Meskipun saya optimis wilayah Genuk 90 persen bebas dari banjir dan rob, namun harus diketahui bahwa tantangan ke depan masih banyak. Tahun 2019 ini wilayah perbatasan akan kami dorong untuk memperoleh lebih banyak program rehab rumah tidak layak huni,” ujarnya sesuai rilis yang Kompas.com terima, Kamis (14/2/2019).

Lebih lanjut, Hendi mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk mengentaskan penanganan wilayah kumuh di Kota Semarang.

"Camat juga saya minta untuk lebih aktif lagi turun ke bawah untuk membangun wilayahnya, untuk itu saya butuh pemimpin di wilayah yang agresif,” pungkasnya.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com