Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pupuk Iskandar Muda Bangun Pabrik NPK Senilai Rp 1 Triliun

Kompas.com - 13/02/2019, 14:19 WIB
Masriadi ,
Khairina

Tim Redaksi

ACEH UTARA, KOMPAS.com – PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM) membangun satu pabrik pupuk NPK (nitrogen, posfor, dan kalium) senilai Rp 1 triliun dalam kompleks perusahaan tersebut di Krueng Geukueh, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.

Pembangunan itu direncanakan awal bulan depan.

Saat ini, PIM sedang menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk membangun pabrik pupuk tersebut. Awalnya, pembangunan itu direncanakan Januari 2019.

“Namun karena ada sesuatu hal, melengkapi dokumen-dokumen, maka mundur sedikit jadwal pembangunannya. Saat ini, tendernya sudah, pemenangnya itu PT PP Persero, perusahaan BUMN,” sebut Direktur SDM dan Umum PT PIM Husni Safrizal di Gedung Melati, PT PIM Aceh Utara, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Ada Kepastian Pasokan Gas, Pupuk Iskandar Muda Beroperasi Kembali

Dia menyebutkan, pembangunan pabrik baru itu akan membuka lapangan kerja sekitar 200 karyawan. Industri pupuk saat ini, sambungnya cenderung memproduksi pupuk majemuk seperti NPK.

“Kalau urea bahan bakunya gas, dan gas sering mandek kita. Di negara lain, sebut saja China misalnya, juga sudah tak diproduksi lagi urea, cenderung ke majemuk, karena bahan bakunya mudah,” terangnya.

Dia berharap, pembangunan pabrik baru itu selesai tepat waktu yaitu 24 bulan sejak peletakan batu pertama.

“Kami pastikan, PIM terus hadir untuk menjaga ketahanan pangan di Indonesia. Kehadiran pabrik pupuk baru ini diharapkan bermanfaat untuk masyarakat Aceh dan industri pupuk di Indonesia,” pungkasnya.

Kompas TV Demi tempat tinggalnya saat ini, Pulau Pramuka, guru SD asal Pulau Panggang, Mahariah, melakukan sejumlah kegiatan bagi lingkungan. Mulai dari menanam mangrove, mengelola bank sampah, mengolah sampah jadi kerajinan dan pupuk, membuat penampungan air hujan, menanam sayur organik, mengedukasi warga dan wisatawan, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Bukan tanpa alasan ia melakukannya. Mahariah ingin tempat tinggalnya dapat terus terasa nyaman. Dengan modal pribadi dan sekelompok orang, Mahariah bahkan mendirikan Komunitas Rumah Hijau. Tujuannya untuk menaungi warga yang ingin ikut membantu menjaga lingkungan Pulau Pramuka. Simak kisah Mahariah dalam series Orang-Orang Jakarta berjudul Kisah Guru Agama Pejuang Lingkungan di Pulau (Bagian 2) berikut ini!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com