Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Siswa Pengeroyok Tenaga Honorer Khawatir Anaknya Tidak Diterima di Sekolah Lain

Kompas.com - 13/02/2019, 12:33 WIB
Abdul Haq ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


TAKALAR, KOMPAS.com - Sy, ayah dari NA (12), pelajar yang terlibat pengeroyokan tenaga honorer di SMP Negeri 2 Galesong Selatan, Sulawesi Selatan, khawatir anaknya tidak diterima di sekolah lain karena kasus tersebut.

Seperti diketahui, NA bersama tiga temannya yang lain, RD (12), IM (12), dan AK (12), dikeluarkan dari sekolah karena kasus ini.

"Kami hanya bisa pasrah mau di apa lagi dan kami ini sebagai orangtua khawatir, jangan sampai anak kami tidak diterima di sekolah lain," kata Sy, Rabu (13/2/2019).

Baca juga: Empat Siswa yang Mengeroyok Tenaga Honorer SMP Negeri Galesong Dikeluarkan dari Sekolah

Keputusan mengeluarkan empat siswa SMP itu diambil melalui rapat pihak sekolah bersama sejumlah instansi terkait. 

Sy berharap, kasus yang melibatkan anaknya menjadi pembelajaran bagi para orangtua lainnya.

"Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran bagi orangtua siswa lain agar lebih disiplin dalam mendidik anak, sebab pendidikan bukan hanya dari guru sekolah, tapi orangtua juga sangat berperan dalam hal moralitas anak-anak," ujar Sy.

Tenaga honorer yang menjadi korban pengeroyokan, Faisal Pole (38) mengaku, menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah mengenai kasus ini.

Pria yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sekolah tersebut hanya mau fokus untuk mengabdi di sekolah.

Baca juga: Pengeroyokan Tenaga Honorer SMP di Galesong, Ini 5 Faktanya

"Saya serahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah, sebab saya ini hanya bekerja di sini, mudah-mudahan ini kejadian yang terakhir, sekaligus menjadi pelajaran bagi kita semua," kata Faisal.

Sebelumnya, kasus pengeroyokan terhadap Faisal dilakukan oleh orangtua siswa berinisial MS (48) dan anaknya IM (12), serta tiga rekan siswa lainnya yakni RD (12) dan NA (12) dan AK (12).

Kejadian itu terjadi Selasa (12/2/2019) sore. Penyebab pengeroyokan ini berawal dari umpatan kasar kepada korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com