Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPAL Wetland Biocord dan Ekoriparian Citarum Diklaim Dapat Perbaiki Kualitas Air Citarum

Kompas.com - 09/02/2019, 17:24 WIB
Farida Farhan,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com — Pemerintah membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Wetland-Biocord dan mencanangkan pengembangan Ekoparian Citarum Telukjambe, Karawang.

Pembangunan IPAL Wetland-Biocord bertujuan untuk menurunkan beban pecemaran air yang berasal dari kegiatan mandi dan cuci warga (grey water), yang selama ini langsung dibuang ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.

Pembangunan IPAL Wetland-Biocord Telukjambe dilakukan pada 2017 dengan kapasitas 350 kepala keluarga (KK) dan pada 2018 dengan kapasitas desain 2.200 KK. Sementara saat ini yang sudah tersambung untuk diolah sebanyak 1.275 KK.

IPAL ini dinilai mampu menurunkan konsentrasi BOD sebesar 33,5 ton per tahun, COD 91,8 ton per tahun, TSS 17,7 ton per tahun, dan minyak lemak 19,7 ton per tahun.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan, pembangunan IPAL tersebut merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam merevitalisasi sungai-sungai mati (oxbow), yang selama ini penuh dengan lumpur dan beralih fungsi menjadi tempat sampah, menjadi kawasan wisata dan konservasi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menurut dia, juga mengambil peran dalam memperbaiki kualitas Sungai Citarum. Hal ini merujuk pada dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum.

Pemerintah, lanjutnya, bersama Satuan Tugas Citarum Harum yang dipimpin Gubernur Jawa Barat telah menyusun peta jalan, yang mengoordinasikan semua pihak yang memiliki tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolan sungai, untuk bersinergi dalam perbaikan kualitas Sungai Citarum.

"Di daerah hulu, KLHK akan melakukan rehabilitasi lahan kritis seluas 5.900 hektar dan secara nasional tahun 2019 ini akan dilakukan rehabilitasi lahan kritis seluas 207.000 hektar," katanya saat peresmian IPAL Wetland-Biocord dan pencanangan pengembangan Ekoriparian Citarum di Telukjambe Timur, Karawang, dikutip dari rilis resmi, Sabtu (9/2/2019).

Untuk mengendalikan pencemaran, lanjutnya, KLHK sudah menetapkan daya tampung beban pencemaran Sungai Citarum. Sungai tersebut hanya mampu menampung beban pencemaran air limbah sebesar 127,44 ton per hari, sementara saat ini limbah yang dibuang sebesar 430,99 ton per hari.

Selain itu, menurut dia, pihaknya tengah membahas penetapan baku mutu air limbah untuk industri tekstil yang merupakan kontributor pencemaran yang signifikan di Sungai Citarum.

KLHK juga melakukan pendampingan kepada pemerintah kabupaten/kota sepanjang DAS Citarum untuk mengimplementasikan perhitungan beban pencemaran dalam perizinan pembuangan air limbah ke sungai.

"Sehingga beban pencemaran industri dapat dikendalikan dengan lebih baik lagi," katanya.

Ekoriparian Citarum Telukjambe

Selain meresmikan IPAL Wetland-Biocord, Siti Nurbaya juga mencanangkan pengembangan Ekoriparian Citarum di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Ekoriparian merupakan kawasan wisata di pinggir sungai dengan konsep edukasi lingkungan yang akan dikembangkan mulai akhir 2019 hingga lima tahun ke depan.

Tujuannya sebagai sarana edukasi dalam pengelolaan lingkungan, penurunan beban pencemaran sungai, pengurangan sampah dengan melakukan pembuatan kompos, pembudidayaan tanaman obat, serta sarana edukasi lainnya.

Fasilitas yang dibangun di antaranya saung kompos dan jembatan penghubung antara Zona 1 dan Zona 2, sarana pengolahan air limbah rumah tangga yang menggunakan wetland serta biocord, penanaman tanaman obat keluarga, penanaman pohon endemik, penanaman arboretum bambu, dan budidaya tanaman hidroponik.

Menteri berharap IPAL Wetland-Biocord dan Ekoriparian ini dapat dimanfaatkan para pemangku kepentingan dalam mendukung aksi nyata, dalam perbaikan kualitas air.

“Saya berharap momentum kegiatan ini dapat menyatukan kita dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui kebersamaan, gotong royong, serta aksi nyata membangun dari pinggiran dan tapak sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com