KILAS DAERAH

Kilas Daerah Semarang

Cerita Wali Kota Semarang yang Resah Melihat Jembatan Berbahan Bambu

Kompas.com - 06/02/2019, 18:37 WIB
Mico Desrianto,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, bertekad membenahi kualitas jembatan di wilayahnya. Gagasan ini muncul saat dirinya blusukan ke Kampung Persen, Kecamatan Gunung Pati, beberapa waktu yang lalu.

Di sana, Hendrar mendapati jembatan di Kampung Persen yang masih menggunakan bahan bambu. Hal tersebut dinilainya dapat membahayakan warga yang tengah melintas.

Maka dari itu, Hendrar meminta Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang untuk segera memperbaiki jembatan tersebut dengan materi yang lebih kokoh.

"Harapannya dengan materialnya diganti, maka dapat memberi keamanan dan kenyamanan lebih bagi pengguna jembatan", ujar Hendi, panggilan akrab Hendrar sesuai keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Rabu (6/2/2019).

Menyanggupi permintaan Hendrar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang, Iswa Aminuddin mengaku akan segera memulai perencanaan teknis sebelum melakukan eksekusi.

"Mengingat kondisi medan yang sulit, kami membutuhkan waktu untuk menyusun perencanaan teknis yang matang terlebih dahulu sebelum memulai pembangunan,” jelas Iswar.

Baca jugaHendi: Perbaikan Jalan Tanjungsari Sudah Dianggarkan Rp 2,5 Milliar

Tak hanya memperbaiki, Hendi mengatakan, rencananya pada 2020 jembatan di Kampung Persen juga akan kembali diperbaharui lagi.

"Perbaikan itu hanya sementara, nanti di tahun 2020 kami bangun jembatan gantung dengan material besi di Kampung Persen sehingga lebih kokoh lagi," tegasnya.

Selain persoalan jembatan bambu, Hendi juga menemukan masalah lain di Kampung Persen, tepatnya di Desa Bantardowo. Di desa ini terdapat bencana longsor sedalam 2 meter.

Blusukan ke Kampung Persen menjadi cerita tersendiri bagi Hendrar, sebab menurut pengakuannya ini merupakan blusukan terberat sejak rutin berkeliling pada 2011.

“Sepanjang saya berkeliling sejak tahun 2011, pagi ini adalah yang terberat. Medannya berat, sehingga pekerjaan rumah untuk membenahinya juga butuh energi yang luar biasa,” ungkap Hendi.

Baca tentang

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com