Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelenteng Tien Kok Sie, Pusat Peringatan Imlek di Kota Solo...

Kompas.com - 04/02/2019, 12:16 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jelang Imlek 2019, masyarakat Tionghoa di Kota Surakarta menyambut perayaan tahun baru ini dengan menghias sejumlah lokasi menggunakan lampion merah. Selain itu, masyarakat Tionghoa yang tinggal di kawasan Sudiroprajan juga menggelar Grebeg Sudiro kemarin, Minggu (3/2/2019).

Grebeg Sudiro merupakan kirab tahunan yang diselenggarakan di Kota Solo untuk memperingati tahun baru Imlek, sambil berharap rezeki melimpah tahun mendatang.

Adapun acara ini juga menampilkan tarian barongsai dan liong khas masyarakat Tionghoa. Berbagai kebudayaan Jawa juga ikut memeriahkan Grebeg Sudiro.

Biasanya, Grebeg Sudiro berpusat di sebuah kelenteng tertua di Solo, yaitu Kelenteng Tien Kok Sie di Jalan RE Martadinata Nomor 14, Jebres, Solo.

Kelenteng inilah yang menjadi ikon Kota Solo saat perayaan tahun baru Imlek. Ini dikarenakan lokasinya yang strategis di pusat kota, dekat Keraton Kasunanan Solo dan Pasar Gede.

"Kelenteng Tien Kok Sie ini sudah berdiri kalau kita ketahui secara tertulis sejak 1745. Kalau menurut cerita sudah lebih (tua) dari itu," ujar Ketua Pengurus Kelenteng Tien Kok Sie, Sumantri Dana Waluyo (63) kepada Kompas.com, Minggu (3/2/2019).

"Jadi saat Keraton Kartasura pindah ke Surakarta, tidak lama kemudian kelenteng ini dibangun," kata dia.

Baca juga: Grebeg Sudiro, Wujud Harmonisasi Pembauran Budaya Jawa-Tionghoa

Sumantri mengatakan, bagi warga Surakarta kelenteng ini dikenal sebagai kelenteng Pasar Gede karena letaknya yang berdekatan dengan pasar itu.

Kemudian, menjelang Tahun Baru Imlek 2019, kelenteng ini juga telah mempersiapkan beberapa dekorasi dan hiburan yang akan ditampilkan sebelum Imlek yang jatuh pada Selasa (5/2/2019).

"Sudah H-7 sudah banyak (orang), apalagi Imlek itu selalu dibentuk panitia Imlek Bersama, untuk memasang lampion dan juga Grebeg Sudiro. Itu ada kepanitaan berbeda tapi satu sinergi," ujar Sumantri.

Menurut Sumantri, pemasangan lampion yang dilakukan panitia membutuhkan perencanaan yang baik.

Kemudian, penentuan tanggal untuk penyelenggaraan Grebeg Sudiro juga disesuaikan dengan jatuhnya tahun baru Imlek.

Baca juga: Grebeg Sudiro 2019, Warga Padati Kawasan Pasar Gede Solo Jelang Imlek

Misalnya, jika tahun baru Imlek jatuh pada Hari Sabtu maka kirab Grebeg Sudiro dimajukan menjadi Hari Minggu sebelum perayaan Imlek.

Adapun pembentukan panitia Imlek Bersama di kelenteng ini memiliki tugas masing-masing, antara lain mengelola lampion dan menampilkan pertunjukan liong (ular naga) dan barongsai.

Selain itu, panitia Imlek Bersama juga telah mempersiapkan untuk kegiatan setelah perayaan Imlek, yakni Solo Imlek Festival (SIF) yang nantinya diadakan pada 18-23 Februari 2019 di Balai Kota Solo.

Sementara, dalam kesehariannya para pengurus yang berjumlah sekitar 16 orang ini rutin membersihkan kelenteng setiap harinya juga menyambut tamu yang datang untuk berdoa atau hanya sekedar melihat-lihat rumah ibadah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com