Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter RSHS Ungkap Sunarti Sudah 6 Bulan Konsumsi Obat Steroid

Kompas.com - 04/02/2019, 09:00 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sunarti (39), wanita penderita obesitas asal Karawang kerap mengkonsumsi obat pereda nyeri golongan steroid untuk menghilangkan nyeri sendi di sekitar lututnya.

Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Dody Tavinto menyebut, berdasarkan hasil analisa yang dilakukan RSHS Bandung, obat tersebut telah dikonsumsinya sejak enam bulan terakhir.

"Dari hasil analisa kami, dia sudah mengonsumsi obat nyeri tulang itu sekitar enam bulan lalu," kata Dodi, Minggu (3/2/2019).

Bedasarkan keterangan dokter penyakit dalam yang merawat Sunarti, wanita yang memiliki bobot 148 kilogram tersebut mengonsumsi obat methylprednisolone golongan steroid yang dibelinya di warung di pinggir jalan.

Obat pereda nyeri sendi itu dikonsumsi Sunarti tanpa resep dokter untuk menghilangkan nyeri di bagian lutut yang kemungkinan karena menahan beban tubuhnya.

"Itu sebenarnya bukan ibu ini saja, tapi gejala di masyarakat kita itu, kalo badan pegal-pegal enggak enak, itu biasanya beli (obat) itu tanpa melihat efek samping dan lainnya. itu buat pegal-pegal dia," ujarnya.

Baca juga: Ini Sejumlah Pemeriksaan Medis yang Sudah Dijalani Penderita Obesitas, Sunarti

"Padahal pegal pasien bisa jadi karena dia menanggung berat badannya, pasti tulang kaki pegal-pegal. Tapi dia beli di pinggir jalan. Padahal obat itu enggak boleh dijual secara bebas seharusnya," katanya.

Sebelumnnya Direktur SDM dan Pendidikan Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Dr.Yana Akhmad Supriatna menyebut, Sunarti ini kerap mengkonsumsi obat steroid yang menyebabkan kegemukan.

Obat tersebut secara tidak langsung menambah nafsu makan Sunarti.

"Obat itu sering digunakan masyarakat untuk mengurangi rasa nyeri, dengan obat itu terasa kembali enak dan kadang nafsu makan bertambah. Biasanya bisa bikin orang jadi gemuk," ujarnya.

Oleh karena itu, pihak RSHS akan berupaya menghentikan kebiasaan Sunarti mengonsumsi obat nyeri sendi.

"Mungkin nanti obat itu akan distop secara medis, secara perlahan," katanya.

Kompas TV Kasus obesitas atau kelebihan berat badan terus ditemukan. Setelah Arya Permana, bocah 13 tahun di Karawang, Jawa Barat, kemudian ada Titi Wati di Palangkaraya, dan kini Sunarti di Karawang. Lalu bagaimana perkembangan dari penanganan untuk menurunkan berat badan yang mereka alami? Apa saja cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi berat badan Simak dialognya bersama Arya Permana dan ayahnya Ade Somantri, Dokter Andreas Surya, dan lewat sambungan telepon Titi Wati di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com