Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pini Sri Olah Buah Naga Jadi Mi, Kini Raup Belasan Juta Rupiah Per Bulan

Kompas.com - 03/02/2019, 09:43 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Tak banyak yang percaya, buah naga bisa diolah menjadi mi kering yang enak. Ya, mi yang nantinya bisa dimakan bersama ayam atau bakso.

Pini Sri (54), warga Sragi, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menangkap peluang itu. Sejak tahun 2004, dia memanfaatkan buah naga merah untuk bahan baku mi kering.

Dari bisnis makanan olahan tersebut, Pini meraup keuntungan belasan juta rupiah setiap bulan.

Baca juga: Kisah Sepasang Lumba-lumba Nyasar di Sungai Kualuh, Sang Betina Mati, yang Jantan Gegar Otak

Selain itu, perempuan kelahiran 28 Februari 1965 tersebut digandeng Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Banyuwangi untuk melatih masyarakat untuk mengolah buah naga merah untuk dijadikan makanan olahan seperti kerupuk, jelly, permen, sirup, hingga manisan dari kulit buah naga.

"Setiap bulan selalu ada jadwal keliling pelatihan membuat makanan olahan dari buah naga merah. Kadang ke desa, ke kecamatan, dengan peserta sekitar 20 sampai 30 orang. Kami buat inovasi dari buah naga karena stok buah naga merah di Banyuwangi sangat banyak dan bisa kami manfaatkan sebagai makanan olahan," tutur Pini kepada Kompas.com, Sabtu (2/2/2019).

Tak boleh catat resep

Pini mengatakan, hampir 40 persen peserta pelatihan memanfaatkan hasil pelatihan dengan membuat dan menjual makanan olahan dari buah naga merah.

Saat pelatihan, Pini Sri mengaku melarang peserta mencatat resep namun harus langsung mempraktikkan bagaimana cara membuat produk olahan agar peserta lebih kreatif dan tidak tergantung pada resep.

"Kalau catatan resepnya hilang mereka enggak bisa buat. Selain itu, saya mengajarkan pada mereka untuk berkreasi langsung tidak harus persis resep," katanya.

bBaca juga: Kisah Nenek Emi yang Berhari-hari Temani Jasad Suaminya di Kamar

Pini mengawali bisnis makanan sejak tahun 1996 dengan membuat snack rumahan, lalu sejak tahun 2004, dia mulai mengolah mi dari buah naga merah setelah mengetahui banyaknya buah naga merah di Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.

"Tahun 2004, buah naga merah belum seramai sekarang dan kebetulan saat itu panen hasilnya tidak maksimal karena kulit buahnya rusak dan ukurannya kecil, tetapi dalamnya masih bagus. Jadi saya bawa pulang untuk diolah jadi mi," ungkap Pini.

Buah naga hingga lidah buaya

Kini, Pini dibantu 12 pegawainya memproduksi mi buah naga merah setiap 3 hari sekali. Sekali produksi dia membutuhkan 25 kilogram buah naga dan menghasilkan 400 kemasan. Setiap kemasan dijual Rp 7.500 dengan berat 250 gram dan berisi 8 keping.

Buah naga yang digunakan diperolehnya dari petani buah naga di sekitar tempat tinggalnya.

"Buah naga merah kami gunakan yang organik karena lebih awet. Biasanya sekali produksi langsung habis, sudah banyak yang pesan karena kami juga melayani pembelian secara online," tutur Pini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com