Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LHK Khawatirkan Pembangunan Daerah Wisata di Malino Gowa

Kompas.com - 02/02/2019, 10:24 WIB
Hendra Cipto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebutkan bahwa lereng gunung Bawakaraeng di Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), sangat berbahaya.

Menurut dia, pembangunan daerah wisata di Malino akan mempengaruhi kawasan hutan di lereng gunung Bawakaraeng, dan akan berbahaya bagi Kota Makassar jika terjadi hujan deras dalam jangka waktu lama. 

“Saya ke Sulsel tahun 2015 dan saya sudah melihat membahayakan yang langsung bikin deg-degan," kata kata Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan kerja di Makassar, Jumat (1/2/2019). 

"Saya melihat bangunan di sekitar lerengnya itu dan pada waktu itu langsung meminta kepada unit konservasi lingkungan agar diperhatikan di wilayah Malino. Saya khawatir pembangunan wisata Malino, apalagi kan daerah wisata ini tidak jauh dari Kota Makassar."

Baca juga: Pemukimannya Terisolir, Korban Longsor Gowa Bertaruh Nyawa Cari Bantuan Sembako

Siti Nurbaya mengungkapkan, tersisa slop 103.000 hektar dari 303.000 hektar tanaman setahun di lereng Gunung Bawakaraeng dan tanaman itu bukan tanaman keras.

Menurut dia, ada cara-caranya mengatasi hal tersebut dan pihaknya akan merehab kawasan tersebut dengan menanami kembali area lereng gunung Bawakaraeng di Malino, Kabupaten Gowa.

“Harus ada penataan ulang kembali wilayah wisata Malino, harus ada area hutan sosial yang tidak menghilangkan fungsinya dan bisa menarik daya tarik wisatawan. Di Sulsel kan ada Sungai Saddang dan Sungai Jeneberang yang terbesar dan itu sangat berbahaya jika terjadi penggundulan hutan di area gunung,” katanya.

Bendungan untuk atasi banjir

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengapresiasi langkah yang diambil Kementerian PUPR yang berencana membangun Bendungan Jenelata, di Kabupaten Gowa. Ia pun berharap agar pembangunan bendungan ini dipercepat.

Baca juga: Sungai Jeneberang Meluap, Jembatan Putus, Ratusan Rumah Kebanjiran

"Alhamdulillah jika akan dikebut pembangunannya, sehingga masyarakat Gowa bisa menikmati bendungan dan sekaligus mengairi 22.000 hektar sawah warga Gowa. Langkah percepatan pemerintah pusat dan respon cepat Bupati Gowa untuk menginisiasi akselerasi pembangunan yang akan menelan anggaran sekitar Rp 1,7 sampai Rp 2 triliun dari APBN tersebut,” tuturnya.

Proyek bendungan diperkirakan selesai sekitar tahun 2022-2023. Salah satu manfaat kehadiran Bendungan Jenelata, potensi banjir sungai Jenelata yang sebelumnya 1.800 meter kubik, akan turun hingga 750 meter kubik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com