Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

192 Warga Dompu Jadi Korban Anjing Gila, Dua Meninggal Dunia

Kompas.com - 21/01/2019, 16:17 WIB
Syarifudin,
Khairina

Tim Redaksi

DOMPU, KOMPAS.com- Sebanyak 192 warga Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi korban serangan anjing liar. Dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia setelah sakit karena digigit anjing gila.

Bupati Dompu Bambang M Yasin menyebutkan, warga yang menjadi korban serangan anjing gila itu diketahui berdasarkan hasil pendataan Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu yang dihimpun sejak September 2018 lalu.

"Dari 192 kasus tersebut, dua diantaranya meninggal dunia setelah beberapa waktu lalu terkena gigitan anjing gila," kata Bambang.

Baca juga: Seorang Pelajar di Mamasa Tewas Setelah Digigit Anjing Gila

Meskipun demikian, pemerintah belum bisa memastikan apakah warga yang digigit anjing liar mengidap penyakit rabies atau tidak.

Bambang mengaku, hingga saat ini pihaknya masih menunggu keterangan hasil pemeriksaan laboratorium yang menyatakan mereka tertular rabies.

“Dari sejumlah kasus termasuk kedua warga yang meninggal memang korban gigitan anjing gila. Tapi dari keterangan Dinas Kesehatan, mereka belum bisa dipastikan terjangkit virus rabies karena laporan hasil laboratorium belum ada," tuturnya.

Kasus anjing menyerang warga Kabupaten Dompu ini sejak September 2018 lalu. Hingga Januari 2019, pemerintah mencatat sebanyak 192 kasus.

Warga yang menjadi korban penyerangan hewan liar itu tersebar di sejumlah kecamatan, diantaranya, Kecamatan Manggelewa, Woja, dan Kempo.

Untuk mengantisipasi terjadi penyebaran virus rabies, Pemkab Dompu bekerjasama dengan Dinkes Provinsi NTB membentuk tim pengendalian virus yang mematikan tersebut. Selain itu, pemerintah setempat juga melakukan vaksinasi terhadap warga.

"Untuk sementara kami lakukan pemberian vaksin virus rabies terhadap warga yang terkena gigitan anjing gila. Itu dilakukan untuk mencegah kemungkinan tertularnya virus tersebut ke warga lain," tutur Bambang

Serangan anjing liar terhadap warga di wilayah setempat sangat mengkhawatirkan.

Pemerintah pun akan mengambil tindakan eliminasi atau memusnahkan anjing yang terindikasi rabies oleh tim eksekusi.

"Pemusnahan nantinya akan dilakukan oleh tim dengan menggunakan cara profesional sehingga dapat mengeliminir dampak lain yamg ditimbulkan,"pungkasnya.

Kompas TV Sejak 24 tahun lalu kesibukan Endah Dwi Palupi di rumahnya di Bilangan, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah yaitu menyiapkan makanan untuk 187 ekor anjing Kintamani. Karena kecintaannya pada anjing Kintamani, Endah memuliabiakkan anjing ras asli Indonesia ini. Memuliabiakkan merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan menjaga kualitas individu dan populasi satwa tertentu. Anjing Kintamani adalah ras anjing yang berasal dari kawasan Pegunungan Kintamani, Bali. Anjing Kintamani memiliki sifat pemberani dan waspada. Kecerdasannya membuat anjing ini bisa dilatih menjadi anjing penjaga. Selain itu pemeliharaan Anjing Kintamani juga cukup mudah. Sejak Februari 2012, organisasi ras anjing di Asia dan Dunia sudah mengangkui Anjing Kintamani sebagai anjing ras asli Indonesia. Pengakuan yang membanggakan ini membuat Endah berpikir untuk menjaga keaslian ras Kintamani dengan kegiatan pemuliabiakkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com