Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggi Gelombang Natuna dan Anambas Ekstrem Capai 3,5 Meter

Kompas.com - 20/01/2019, 14:18 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Kepala Stasiun Radio Pantai atau Komunikasi Pelayaran (Kasrop) Anambas, Sumadi mengatakan, tinggi gelombang di perairan Kabupaten Natuna dan Anambas kembali ekstrem.

Bahkan berdasarkan informasi yang didapatnya dari sejumlah nelayan dan pengguna jasa laut, tinggi gelombang di pulau terdepan tersebut mencapai 3,5 meter.

Para nelayan dan pengguna jasa laut memutuskan untuk kembali ke darat dan tidak berani meneruskan aktivitasnya.

"Selain informasi dari para nelayan dan penggunajasa laut, informasi ini juga dibenarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam," kata Samdi Kasrop Anambas, Minggu (20/1/2019).

Saat ini, para nelayan dan pengguna jasa laut banyak yang memilih untuk beristirahat hingga cuaca benar-benar bersahabat.

"Sudah tiga hari belakangan ini cuaca ekstrem, sebelumnya juga sama seperti ini malah lebih tinggi. Namun sempat reda, dan saat ini kembali ekstrem lagi," jelas Sumadi.

Baca juga: Gelombang di Perairan Talaud Capai 4 Meter, Nelayan Diimbau Hati-hati

Namun demikian, sampai saat ini tidak ada laporan terjadinya musibah akibat cuaca ekstrem yang melanda pulau terdepan ini.

Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam, Nizam Mawardi membenarkan perkiraan cuaca tersebut.

Selain di perairan Natuna dan Anambas, perairan Kabupaten Lingga dan Bintan juga tinggi, yakni mencapai 2,3 meter.

"Untuk Tanjungpinang dan Batam hanya 1,5 meter dan Kabupaten Karimun 1,3 meter," terang Nizam.

Baca juga: BMKG Ingatkan Peluang Gelombang Tinggi Capai 4 Meter di Wilayah Ini

Nizam mengatakan saat ini angin bertiup dari utara ke timur laut dengan kecepatan 05-35 km/jam dengan suhu 23-32 °C dan kelembapan udara 65-98 persen.

"Peringatan dini kami imbau waspadai potensi hujan yang disertai petir dan angin kencang. Bila menemui awan hitam pekat atau awan cumulonimbus untuk segera dihindari," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com