Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Cek Epidemiologi DBD Kediri, Ditemukan Angka Bebas Jentik Rendah

Kompas.com - 17/01/2019, 15:43 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Khairina

Tim Redaksi


KEDIRI, KOMPAS.com- Pascameninggalnya Siva (3) karena demam berdarah, Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, melakukan penyelidikan epidemiologi, Selasa (15/1/2019).

Hasilnya, petugas menemukan adanya sebaran serangan penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti itu. Bahkan, Angka Bebas Jentik (ABJ) menunjukkan angka yang rendah, yakni hanya 45 persen.

Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Kediri Siti Munawaroh, mengatakan, rendahnya angka tersebut sejalan dengan mudahnya terjadi serangan nyamuk berbahaya itu.

"Normalnya adalah di angka 95 persen. Angka 45 persen ini berarti sangat rendah," ujar Nur Munawaroh, Rabu (16/1/2019).

Baca juga: Awal Januari 2019, Demam Berdarah di Sragen Capai 111 Kasus, 2 Meninggal

Hasil ABJ itu, Munawaroh melanjutkan, didapatkan dengan cara pemeriksaan 100 rumah yang ada di sekitar lokasi temuan serangan demam berdarah, yaitu di sekitar rumah Siva yang ada di Desa Kandat, Kecamatan Kandat.

Dari pemeriksaan itu, hanya ditemukan sebanyak 45 rumah saja yang bebas jentik nyamuk.

Artinya, masih ada 55 rumah lainnya yang ditemukan jentik-jentik nyamuk.

Rendahnya jumlah ABJ itu, lanjut Munawaroh, mengindikasikan rendahnya pula kesadaran masyarakat atas penganggulangan dan pengendalian nyamuk.

Angka 45 persen itu pertanda masyarakat tidak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Padahal sudah sering kami sampaikan pentingnya PSN, begitu juga kepada perangkatnya," ujar Munawaroh.

Oleh sebab itu, dia menegaskan, perlu kembali menggerakkan perilaku sadar PSN. Warga juga diminta proaktif terhadap langkah-langkah pengendalian dan pencegahan tersebut.

Dengan ditemukannya sebaran itu, pihak Dinkes akan melakukan langkah-langkah sesuai prosedur, yakni melakukan pengasapan atau fogging di sekitar lokasi, PSN, serta penyuluhan.

"Besok pagi, sesuai permintaan perangkat desa, kami lakukan fogging di lokasi." pungkas Munawaroh.

Sebelumnya diberitakan, balita Siva (3) meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah, Selasa (15/1/2019). Sebelum meninggal, balita putri pasangan Ponirin dan Rahayu itu mengalami demam dan sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Peristiwa yang menimpa balita Siva, bukan satu-satunya kasus kematian akibat penyakit demam berdarah di Kabupaten Kediri. Sebab, data dari Dinkes setempat, rentang 1-15 Januari 2019 ada 9 korban meninggal akibat demam berdarah. 

Kompas TV Pasien demam berdarah di Rumah Sakit Umum Malayayang, Manado, masih terus bertambah.Selain dari Kota Manado, pasien juga berasal dari beberapa kota dan kabupaten di Sulawesi Utara. Rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Malalayang, merupakan pasien rujukan dari rumah sakit di beberapa kabupaten di Sulawesi Utara.<br /> Pihak rumah sakit harus menambah ruangan khusus dan juga menggunakan ruangan bidan, untuk menampung pasien demam berdarah yang terus berdatangan.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]-->
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com