Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Sebenarnya Baru Saat Ini Gaji Dokter di Indonesia Sangat Besar

Kompas.com - 16/01/2019, 15:34 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma’ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi menanggapi isi pidato capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang menyebut gaji tukang parkir lebih besar dari gaji dokter di Indonesia.

Dedi menyampaikan, besaran gaji dokter yang sebenarnya harus dilihat berdasarkan kualifikasi masing-masing dokter, dokter spesialis dan dokter umum.

“Sebenarnya, baru saat ini gaji dokter di Indonesia sangat besar dalam setiap bulannya. Selain gaji, mereka itu mendapatkan jasa medis dari pemeriksaan pasien. Kalau tidak percaya, silakan cek,” kata Dedi, Rabu (16/01/2019).

Pria yang saat ini menjabat sebagai ketua DPD Golkar Jawa Barat tersebut menjelaskan, salah satu kebijakaannya saat menjadi bupati Purwakarta adalah meningkatkan gaji dokter mencapai minimal Rp 7,5 juta dalam setiap bulan. Jumlah tersebut dapat bertambah jika pasien terus berkurang dalam setiap bulannya.

“Kalau pasien berkurang, artinya masyarakat sehat, kami berikan insentif khusus. Para dokter juga buka praktik. Kita juga paham lah, banyak juga perusahaan obat yang mendukung kinerja para dokter,” katanya.

Baca juga: Prabowo: Banyak Dokter Gajinya Lebih Kecil dari Tukang Parkir

Lebih lanjut Dedi menambahkan, masalah timbul saat ini adalah jumlah lulusan Fakultas Kedokteran selalu bermunculan dalam setiap tahun.

Lulusan baru itu sangat perlu diserap oleh berbagai sektor mulai dari rumah sakit negeri maupun swasta. Untuk itu, Dedi mengatakan bahwa dirinya pernah memberlakukan sistem tenaga harian lepas (THL) untuk para dokter baru.

“Antrean untuk menjadi dokter THL saja membeludak saat itu. Ini menandakan banyak sekali para dokter lulusan baru. Kalau di rumah sakit negeri di Purwakarta, mereka dapat Rp 3 Juta per bulan, karena masih THL. Kalau di swasta itu pasti sesuai dengan upah mininum,” ucapnya.

Sebagai politisi, Dedi memahami langkah Prabowo melontarkan isu gaji dokter rendah adalah untuk menarik simpati berbagai kalangan. Menurut dia, pemilih yang berasal dari kalangan profesi dokter tengah dibidik mantan Danjen Kopassus tersebut.

Baca juga: 5 Fakta Yel-Yel Jogja Istimewa Pendukung Prabowo-Sandi, Tanpa Izin dari Pencipta Lagu hingga Dilaporkan ke Polisi

Meski demikian, Dedi berharap Prabowo memberikan data konkret terkait berbagai pernyataan yang dia lontarkan selama ini agar menciptakan kondusivitas di tengah masyarakat dan tidak salah data dalam memahami kebijakan.

“Datanya harus lengkap. Kalau pakai data, itu bisa jadi memuji Pak Jokowi, gaji dokter di puskesmas itu malah Rp 15 Juta – Rp 20 Juta setiap bulan. Saya sih memandang ini bagian dari strategi Pak Prabowo menarik simpati para dokter. Tapi sekali lagi, datanya harus valid,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com