Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Status Siaga, Gunung Soputan Keluarkan Asap hingga 100 Meter dari Puncak

Kompas.com - 16/01/2019, 09:09 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.comGunung Soputan di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, mengeluarkan asap kawah dengan tinggi 100 meter dari puncak, Rabu (16/1/2019) pukul 00.00-06.00 Wita.

"Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kawah," kata Fandy Ronald Rumimper, petugas Pos Pengamatan Gunung Api Soputan, dalam keterangan tertulis, Rabu.

Ia mengatakan, secara meteorologi cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah tenggara.

Baca juga: Sinar Api Keluar dari Puncak, Status Gunung Soputan di Level Siaga

Suhu udara 21,5-22 derajat celsius, kelembaban udara 0-0 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

"Secara visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III," ujar dia.

Dia melanjutkan, untuk kegempaan guguran terjadi 5 kali, amplitudo 2-24 milimeter, durasi 6-90 detik.

"Vulkanik dalam jumlah 3, amplitudo 15-26 milimeter, S-P 1-2 detik, durasi 10-16 detik. Tektonik jauh jumlah 4, amplitudo 1-38 milimeter, S-P tidak terbaca, durasi 55-380 detik," ujar Fandy.

"Tingkat aktivitas Gunung Soputan level III atau Siaga," tegas dia.

Sementara itu, Iing Kusnadi, yang juga petugas Pos Pengamatan Gunungapi Soputan, mengatakan, pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi.

Baca juga: Bukan karena Gempa Palu, Ini Penyebab Gunung Soputan Erupsi

"Di antaranya, masyarakat agar tidak beraktivitas di dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Soputan dan dalam wilayah sektor arah barat-barat daya sejauh 6,5 kilometer yang merupakan daerah bukaan kawah. Hal itu dilakukan guna menghindari ancaman leleran lava dan awan panas guguran," ujar dia.

Juga masyarakat agar mewaspadai terjadinya ancaman aliran lahar, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti Sungai Ranowangko, Lawian, Popang, dan Londola Kelewahu.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi terhadap gangguan saluran pernapasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com