Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBKSDA Riau Duga Pelaku Pembantaian Rangkong Memburu Paruh

Kompas.com - 14/01/2019, 14:22 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dan pihak kepolisian Polres Kuantan Singingi masih melakukan pengembangan kasus pembantaian seekor burung rangkong (Bucheros sp).

Dalam kasus ini, pihak BBKSDA Riau menduga adanya indikasi bahwa pelaku sengaja menangkap rangkong untuk diambil paruhnya. Sebab, paruh rangkong bernilai tinggi.

Hal itu diakui Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (14/1/2019).

"Kalau kami lihat dari cara pelaku menyembelih rangkong, itu sepertinya memang untuk mengambil paruhnya. Sebab paruh tidak ditemukan rusak. Seperti yang kami lihat kasus-kasus yang terjadi di daerah lain, cara membantainya juga seperti ini," sebut Hutomo.

Apalagi, sambung dia, pelaku yang diamankan bukanlah warga tempatan, melainkan berasal dari luar.

"Pelaku (Arhedi) berasal dari Kabupaten Lebak, Banten. Mereka bukan warga Kecamatan Gunung Toar, Kuasing, lokasi ditangkapnya pelaku," kata Hutomo.

Baca juga: BERITA POPULER NUSANTARA: Kasus Pembantaian Burung Rangkong hingga Prabowo Ancam Mundur, jika...

Berdasarkan keterangan warga setempat, lanjut dia, tidak ada satupun warga mengenal pelaku.

"Pelaku hanya bekerja menderes karet. Jadi kami menduga adanya indikasi kalau mereka ini memburu paruh rangkong," kata Hutomo.

Namun, pelaku yang berhasil diamankan belum mengakui hal tersebut. Hanya saja, pelaku mengaku menangkap rangkong untuk dikonsumsi.

Hutomo mengatakan, nilai jual paruh rangkong cukup tinggi. Namun, dia mengaku tidak mengetahui harga pasti, karena pihaknya pernah mengungkap kasus perdagangan gelap rangkong tersebut.

"Paruh ini bukan hanya untuk hiasan, ya. Tapi ada juga digunakan untuk keperluan tertentu," sebut Hutomo.

Ketika ditanya apakah masyarakat gemar mengonsumsi burung rangkong, Hutomo tidak membenarkan hal tersebut.

"Kalau dikonsumsi enggak lah ya. Tapi kebanyakan yang kami lihat hanya paruhnya yang diambil," ujarnya.

Kemudian, apakah burung rangkong marak diperdagangkan di pasar Riau?

"Selama ini kami belum ada mengungkap kasus perdagangan gelap seperti rangkong di Riau. Tapi, dengan ditangkapnya satu pelaku pembantai rangkong yang viral di medsos itu, mudah-mudahan terungkap aksi-aksi perdagangan gelap satwa dilindungi ini," terang Hutomo.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com