Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sekeping Roti Bolu dan Kisahnya di Kaki Gunung Lawu Magetan

Kompas.com - 14/01/2019, 12:25 WIB
Sukoco,
Khairina

Tim Redaksi

Kompas TV Seorang pendaki asal Magelang hilang di Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur sejak malam pergantian tahun. Upaya pencarian tim SAR gabungan terkendala cuaca ekstrem akibat hujan badai yang terjadi di Puncak Lawu. Dikabarkan hilang sejak malam pergantian tahun baru pada 31 Desember lalu, upaya pencarian terhadap Alvi Kurniawan, 20 tahun pendaki asal Magelang, Jawa Tengah di Gunung Lawu, Magetan, Jawa Timur terus dilakukan tim SAR gabungan BPBD Magetan. Dua hari penyisiran melalui tiga jalur pendakian Candi Cetho, Cemoro Kandang serta Cemoro Sewu, tim masih belum bisa menemukan keberadaan korban yang terpisah dari rombongan. Angin kencang hujan badai dan terbatasnya jarak pandang di Puncak Lawu menjadi kendala utama tim SAR untuk mencari korban.


Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Magetan Bambang Setiawan mengatakan, kirab Nayokoprojo dengan berkeliling kota merupakan penggambaran dari manunggaling kawulo gusti yang artinya pentingnya para petinggi negara untuk turun ke jalan agar mengetahui kehidupan para warganya.

“Bisa digambarkan sebagai bentuk dari pemegang tampuk pimpinan di Kabupaten Magetan yang sedang melakukan tilik kawulo atau menyambangi masyarakatnya,” katanya.

Untuk menjalani tradisi kirab Nayokoprojo juga harus mengenakan busana khas Magetan yaitu ageman gondokusuman dengan dilengkapi blangkon kawibawan serta jarit nyabuk wolo.

Dalam sejarahnya, busana ageman gondokusuman merupakan busana yang dikenakan oleh Basah Bibit Gondokusumo, seorang kerabat Keraton Mataram atau Keraton Solo saat menyamar menjadi masyarakat biasa agar tidak diketahui oleh tentara Belanda saat melarikan diri dari tempat pengasingan di Kota Semarang menuju ke arah timur.

Baca juga: Kapolres Magetan Pastikan Bayi Arini Operasi Sumbing di Surabaya

Basah Bibit Gondokusumo atau Raden Tumenggung Yosonegoro merupakan pejabat Bupati Magetan pertama yang menjabat dari tahun 1675 hingga 1703.

R.T. Yosonegoro diwisuda sebagai Bupati Magetan pada tanggal 12 Oktober 1675 yang merupakan tanggal resmi lahirnya Kabupaten Magetan.

Sebelum kirab Nayokoprojo dilaksanakan, biasanya ada satu lagi tradisi yang dilaksanakan yaitu festival Ledug atau lesung dan bedug.

Lesung merupakan alat pertanian sebagai penumbuk padi pada jaman dahulu sementara bedug merupakan peralatan music yang mengiringi lesung pada saat itu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com