Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Gempa Bumi Sukabumi Menurut BMKG

Kompas.com - 09/01/2019, 12:50 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa yang terjadi di wilayah Sukabumi diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

Hal tersebut diungkapkan, Kepala Stasiun BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi berkedalaman dangkal ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia," katanya melalui pesan singkatnya, Rabu (9/1/2018/9).

Seperti diketahui, Episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 7,83 LS dan 106,44 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 km arah selatan Kota Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada kedalaman 50 km, Selasa (8/1/2019) sekira pukul 16.54.

Baca juga: Gempa Magnitudo 5,4 di Sukabumi, BPBD Belum Menerima Laporan Dampaknya

Akibat gempa tersebut sejumlah wilayah merasakan getaran seperti di Kota Bandung, Pelabuhan Ratu, Pangandaran dan Lebak.

Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal, gempa bumi ini berkekuatan Magnitudo 5,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Magnitudo 5,0.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan Sesar Naik (Thrust Fault)," katanya.

Sampai saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Meski begitu BMKG menyatakan bahwa gempa tidak berotensi tsunami.

"Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com