Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IRPS: Reaktivasi Jalur KA Banjar-Pangandaran, 1 Kilometer Butuh Rp 15 Miliar

Kompas.com - 07/01/2019, 15:35 WIB
Candra Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANGANDARAN, KOMPAS.com - Reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran, Jawa Barat, disambut antusias masyarakat. Tak terkecuali anggota komunitas pecinta dan pelestari kereta api, Indonesian Railways Preservation Society (IRPS).

Sejumlah anggota IRPS, Senin siang (7/1/2019) menemui Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata di Sekretariat Daerah Kabupaten Pangandaran untuk membahas perkembangan reaktivasi jalur kereta.

"Hari Rabu rencana bertemu Pak Gubernur (Jawa Barat) sama Pak Dirut (PT KAI)," kata Jeje.

Salah seorang anggota IRPS, Intrias mengatakan, saat ini ada empat jalur kereta api yang rencananya akan direaktivasi.

Jalur tersebut masing-masing Cibatu-Garut-Cikajang, Bandung-Soreang-Ciwidey, Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang.

"Secara teknis, biaya (reaktivasi jalur Banjar-Pangandaran) paling sulit dibanding yang lain," jelas dia.

Baca juga: Ridwan Kamil Siap Bantu PT KAI Tuntaskan Reaktivasi KA Pangandaran

Menurut Intrias, dulu saat dibangun, jalur ini merupakan jalur termahal di Indonesia. Saat ini pun masih bisa dikatakan jalur mahal. Untuk reaktivasinya butuh sekitar Rp 15 miliar per kilometer.

"Kadaops Bandung memperkirakan butuh Rp 15 miliar per kilometer. Ini ada 80 kilometer. Tinggal dikali, bisa lebih dari Rp 1 triliun," ucapnya.

Menurut Intrias, dulunya jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang "mati" secara bertahap. Jalur Pangandaran-Cijulang mati lebih dulu, yakni tahun 1981.

Setahun berikutnya, giliran jalur Banjar-Pangandaran yang ditutup.

"Karena dianggap kalah dengan jalan raya. Seharusnya tetap dipertahankan jalurnya. Sekarang kenyataannya diperlukan kereta api lagi. Sekarang baru kepikiran. Kalau (jalur) dipertahankan bisa lebih murah (reaktivasinya)," jelas Intrias.

Jalur kereta api Banjar-Pangandaran melewati empat terowongan dan sejumlah jembatan. Empat terowongan tersebut yakni Terowongan Philip, Hendrik, Juliana, dan Wilhelmina.

Baca juga: KA Pangandaran, Langkah Awal Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran

Intrias menambahkan, tahun 1997 pernah ada rencana menghidupkan jalur Banjar-Pangandaran ini oleh keluarga Cendana. Saat itu sudah ada penguatan Terowongan Philip di Batulawang.

"Zaman Pak Harto sudah dirapihin. Tapi kena krismon saat itu tahun 1997. Berhenti. Lalu terjadi penjarahan besar-besaran (terhadap rel kereta)," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com