Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai 2019 Ada Dana Abadi Penelitian, Nilainya Mencapai Rp 990 Miliar

Kompas.com - 06/01/2019, 08:57 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama DPR RI sepakat mengalokasikan anggaran Rp 990 miliar untuk alokasi dana abadi penelitian. Dana ini untuk membiayai riset-riset yang lebih fleksibel, tidak bergantung soal tahun dan administrasi yang rumit.

"Sudah diketok, itu salah satu perjuangan kita. Uang itu kalau sisa bisa ditabung supaya terbebas dari siklus anggaran," kata Ketua Pansus RUU Sisnas-Iptek DPR RI Daryatmo Mardiyanto, seusai menjadi pembicara dalam panel Rakernas Kemenristekdikti 2019 di Semarang, Jumat (4/1/2019).

Daryatmo mengatakan, dana abadi penelitian nantinya dikelola oleh lembaga tertentu, dimana perorangan, kelompok, ataupun institusi berhak mengajukan anggaran. Prosedur pengajuan dan pelaporan juga tidak terlampau rumit, dan tidak bergantung pada siklus anggaran.

DPR yakin pola itu dapat memperbaiki sistem penganggaran, terutama untuk pelaksanaan riset.

Baca juga: Sri Mulyani: Alokasi Dana Abadi Penelitian Rp 1 Triliun Pada 2019

Dana abadi pendidikan sebesar Rp 990 miliar tercantum dalam pasal 21 ayat 3 huruf b UU Nomor 12 Tahun 2018 tentang APBN 2019. Dana abadi merupakan point pembeda dibanding anggaran tahun 2018 lalu.

Dalam beleid itu, total anggaran pendidikan pada 2019 dianggarkan sebesar Rp 492 triliun atau 20 persen dari total anggaran. Sementara dana pengembangan pendidikan sebanyak Rp 20 triliun.

“Dana abadi dapat memperbaiki sistem anggaran yang selama ini dialokasikan untuk riset,” tambahnya.

Terkait dana abadi ini, DPR mengaku belajar banyak dari Korea Selatan, di mana penelitian dikonsolidasikan dengan baik.

Baca juga: Dana Abadi Pendidikan Diharapkan Optimalkan Pengembangan SDM Indonesia

 

Pengembangan riset dan iptek tidak saja dilakukan oleh pemerintah, namun didukung swasta dan dunia bisnis. Selain itu perorangan, kelompok juga mendapat kesempatan yang sama.

Daryatmo menambahkan, dana abadi penelitian dapat diakses oleh siapapun, tidak sebatas institusi pemerintah atau perorangan yang mempunyai nomor induk pegawai (NIP).

Dana riset bisa diajukan oleh perorangan yang mumpuni di bidangnya, sehingga terjadi pemerataan bagi siapapun yang berkompeten untuk bersaing melakukan riset mendalam.

“Banyak sekali penelitian inisiatif yang tidak tersentuh, jadi itu butuh perhatian. Tidak tersebut itu salah satunya karena syarat itu harus punya NIP dan sebagainya,” tambahnya.

“Kesempatan memperoleh alokasi anggaran riset bagi beragam kelompok sehingga muncul kesetaraan,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com