Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melacak Tragedi Jumat Pon, Jejak Keganasan Tsunami di Banyuwangi

Kompas.com - 06/01/2019, 07:52 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kyai Afandi Musafa', pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Hidayah, tidak akan melupakan peristiwa pada 3 Juni 1994 saat tsunami menerjang kawasan pemukiman nelayan di wilayah Dusun Pancer, Banyuwangi.

Peristiwa tsunami tersebut dikenal warga Pancer dengan sebutan tragedi Jumat Pon. 

Kyai Afandi bercerita, dia bersama para santrinya selama tiga hari tiga malam mengurusi jenazah korban tsunami yang dikumpulkan di masjid desa pasca-kejadian. 

"Saya dan santri ngopeni, mulai dari memandikan sampai menguburkan (jenazah). Walaupun dikuburkan secara massal tapi tetap satu lubang untuk satu jenazah. Saya ingat saat itu kebagian 84 jenasah yang kemudian dimakamkan di dekat monumen tsunami sana," kata Kyai Afandi kepada Kompas.com, Sabtu (5/1/2018).

Baca juga: Zona Waspada Tsunami di Selat Sunda Masih 500 Meter dari Tepi Pantai

 

Selain dia dan santrinya, ada petugas lainnya yang mengurusi jenazah di wilayah lain. Tsunami pada tahun 1994 bukan hanya menerjang kawasan dusun Pancer, Banyuwangi. 

Namun juga menerjang wilayah Rajegwesi, Lampon dan Pantai Grajakan yang masuk Taman Nasional Alas Purwo. 

Korban meninggal dunia akibat tsunami Banyuwangi mencapai 300 orang. Selain itu, tsunami juga membuat seluruh bangunan luluh lantak dan tidak lagi bangunan yang tersisa.

"Yang terbanyak korbannya ya warga Pancer. Dulu mereka tinggal di tempat yang sekarang jadi Pantai Mustika. Setelah tsunami mereka dipindah ke tempat yang aman," jelas Kyai Afandi.

Dusun Pancer sendiri berada di wilayah Kecamatan Pesanggaran yang berjarak sekitar 70 kilometer dari pusat kota Banyuwangi yang berbatasan langsung dengan Pantai Selatan dan Samudra Indonesia.

Baca juga: Polisi Amankan Penyebar Hoaks Tsunami Pantai Utara Karawang

Sementara itu, Ponijan, salah satu warga Dusun Pancer yang selamat bercerita saat itu dia baru saja pulang sekitar jam 1 malam dari menonton wayang di Pulau Merah yang berjarak sekitar 5 kilomer dari rumahnya.

Dia pulang setelah lakon goro-goro wayang kulit selesai dimainkan. Sampai di rumah dia sempat makan hingga mendengar suara keras yang berasal dari laut yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari bibir pantai.

"Saya intip keluar dan melihat kerlap kerlip cahaya semakin lama mendekat. Saya yakin itu air laut karena kalau malam air laut kelihatan cahaya kecil. Tidak sampai lima menit air masuk ke dalam rumah seperti bah menghantam pintu. Saya terseret sampai atas dan kemudian tiba-tiba jatuh. Airnya hilang," kata Ponijan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com