Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Longsor Susulan di Sukabumi Dipasangi "Elwasi" dari Banjarnegara

Kompas.com - 04/01/2019, 17:34 WIB
Budiyanto ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Lokasi bencana tanah longsor di perbukitan Gunung Surandil, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, dipasangi alat peringatan dini bernama Elwasi (eling, waspodo lan siaga).

Alat peringatan dini atau early warning system (EWS) yang dipasang ini merupakan buatan seorang staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Kami sudah memasang EWS yang dipasang di mahkota terjadinya longsor di perbukitan Gunung Surandil," ungkap Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel (Inf) Muhamad Hasan kepada Kompas.com, di Posko Terpadu Tanggap Darurat Bencana, Dusun Cimapag, Jumat (4/1/2019).

Menurut dia, alat peringatan dini tersebut dibawa dari BPBD Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Pemasangan sudah dilakukan pada Kamis (3/1/2019) siang.

Baca juga: BNPB: Longsor Susulan Masih Terus Terjadi di Cisolok Sukabumi

"Alat ini fungsinya untuk mendeteksi pergerakan tanah. Sehingga kami bisa mengetahui bila akan terjadi longsoran susulan, dan alat ini sangat berguna," ujar dia.

Elwasi Banjarnegara

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo mengatakan, alat ini dibuat sederhana karena didasari wilayah Banjarnegara termasuk daerah rawan bencana alam.

Alatnya diberi nama Elwasi yang merupakan kepanjangan dari eling, waspodo lan siaga.

"Artinya, kita harus ingat-ingat, kemudian harus selalu waspada ketika ada ancaman bencana," ujar Andri, saat berbincang dengan Kompas.com, di Dusun Cimapag, Jumat siang.

Andri mengatakan, bentuknya EWS Elwasi ini hanya kotak biasa. Ada tiang pancangnya dengan tali ke bawah kemudian samping kiri dan kanan 3 titik.

Panjang tiang pancangnya sekitar 90 sentimeter. "Sistem kerjanya alarm dan lampu akan menyala ketika terjadi pergerakan tanah membuka sekitar 5 sentimeter," ujar dia.

"Suara bunyi akan semakin kencang saat rekahan pergerakan tanah mencapai 10 sentimeter," ujar dia.

Namun, lanjut dia, ketika rekahan pergerakan tanah sudah mencapai 20 sentimeter tandanya masa air sudah masuk ke dalam. Jumlah air bisa mengakibatkan longsor.

Baca juga: Update Longsor Sukabumi: 18 Meninggal Dunia, 15 Masih Dinyatakan Hilang

"Saat akan terjadi longsor akan diawali dengan tanda-tanda pohon miring, mata air keluar, dan rekahan tanda membentuk tapal kuda," tutur dia.

Andri menambahkan, biaya produksi Elwasi ini hanya Rp 5 juta. Tapi, tergantung panjang spanner-nya. Saat ini, sudah banyak permintaan dari sejumlah daerah di Indonesia.

"Saat ini kami sedang mengejar hak paten dulu supaya bisa diproduksi massal," pungkas dia.

Diberitakan sebelumnya, bencana tanah longsor dilaporkan terjadi di wilayah Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (31/12/2018) petang.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 18.00 WIB di Kampung Garehong, Kadusunan Cimapag, Desa Sirnaresmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com