Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Jangan Takut Berpolitik

Kompas.com - 03/01/2019, 21:15 WIB
Markus Makur,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Calon legislatif Kabupaten Manggarai Barat dari Partai Golkar, Ratnawati mengungkapkan masyarakat di Kabupaten Manggarai Barat selalu menolak kehadiran calon legislatif perempuan.

Masyarakat luas selalu berpandangan bahwa kaum perempuan harus mengurus dapur, melahirkan dan mengurus anak di rumah. Namun, pandangan itu menjadi motivasi bagi kaum perempuan, khususnya calon legislatif, untuk berjuang dalam memenangkan kontestasi pemilihan calon legsilatif pada 17 April 2019.

Ratnawati menjelaskan, hak-hak perempuan harus tetap diperjuangkan oleh kaum perempuan itu sendiri agar setara dengan politisi laki-laki di berbagai lembaga perpolitikan dan partai politik (parpol).

Selama ini, lanjut Ratnawati, perempuan sudah terlibat dalam mengadvokasi berbagai kasus kemanusiaan yang terjadi di Manggarai Barat. Memang, perannya masih kecil, namun, perempuan sudah berbuat sesuatu untuk membela sesama manusia yang terlibat dalam berbagai kasus.

Caleg perempuan lainnya, Asnat mengungkapkan, wanita selalu dianggap sebelah mata, memenuhi kuota menjelang pemilihan umum legislatif, baik level kabupaten, provinsi maupun nasional.

Baca juga: Strategi Kampanye Caleg Perempuan pada Pemilu 2019

Selama ini, partai politik belum memberikan pengkaderan dan pendidikan politik. Namun, saat pemilihan umum berlangsung, partai politik mencari kaum perempuan untuk didaftarkan menjadi calon legislatif.

“Ini yang belum dilaksanakan oleh partai politik Indonesia. Mereka tidak menyiapkan kader partai politik perempuan. Banyak calon legislatif bukan kader partai politik melainkan dipasang saja dari masyarakat umum yang minim pengalaman dalam perpolitikan,” jelasnya saat talk show Golkar NTT di Labuan Bajo dengan tema “Peran Perempuan dan Kaum Muda dalam kontestasi politik 2019" di Youth Center Kevikepan, Labuan Bajo, Rabu (3/1/2019).

Jangan takut berpolitik

Paulina Jenia, anggota DPRD Manggarai Barat, mengatakan jangan takut berpolitik. Jangan terpengaruh oleh budaya bahwa perempuan selalu berada di dapur dan urusan domestik di lingkungan keluarga.

Perempuan, kata Paulina, memiliki peran sebagai pelayan dalam lingkungan keluarga. Untuk itu, perempuan harus melanjutkan tugas pelayanan bagi semua orang termasuk lembaga partai politik.

"Kita harus melayani untuk banyak orang. Kita harus bisa menjadi contoh yang baik di berbagai bidang kehidupan, termasuk partai politik. Kita harus berani menjadi hamba politik bagi banyak orang," katanya.

Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat, Bernadus Jeramun khawatir kaum muda dan perempuan sudah apatis dan pesimistis dengan politik.

“Perempuan Manggarai Barat khususnya dan NTT umumnya harus berani keluar dari pemahaman budaya yang mengekang peran perempuan. Perempuan harus berani mengambil keputusan untuk terjun di dunia politik. Perempuan harus berani berada di dalam sistem perpolitikan dan kebijakan bangsa,” jelasnya.

Baca juga: Pengamat: Setelah Syarat Keterwakilan Caleg Perempuan Terpenuhi, Selanjutnya?

Ketua AMPI Partai Golkar NTT, Maksi Melianus Adipatipari mengatakan, kaum perempuan dan kaum muda jangan taku pada politik. Politik memiliki peran dalam berbagai bidang kehidupan. Kaum perempuan dan kaum muda harus berani masuk di sistem partai politik sehingga mengetahui apa itu sebenarnya politik.

“Saya membagi pengalaman bahwa orang muda NTT bisa duduk di lembaga legislatif tingkat provinsi, nasional dan kabupaten. Saya bisa duduk di DPRD NTT di saat masih muda saat ini,” ajaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com