SURABAYA, KOMPAS.com - Sekelompok orang yang mengatasnamakan mantan aktivis 98 Surabaya, menyindir Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief, atas aksi dugaan penyebar hoaks berita 7 kontainer surat suara.
Mereka mengirim paket melalui Kantor Pos di Jalan Gubernur Suryo Surabaya, Kamis (3/1/2018) sore. Paket tersebut ditujukan untuk Andi Arief, di kantor DPP Partai Demokrat di Jakarta.
Paket bungkus plastik tersebut berisi suplemen omega-3, vitamin B dan buah-buahan jenis apel dan jeruk.
"Semoga paket ini dikonsumsi oleh Andi Arief untuk menambah vitamin otak," kata Koordinator Eksponen 1998 Surabaya, Kusnan.
Baca juga: Relawan Jokowi Laporkan Andi Arief Terkait Penyebaran Hoaks Surat Suara
Kusnan mengaku, sebagai sesama mantan aktivis, dia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mengingatkan Andi Arief.
"Saya sangat malu dan prihatin, aktivis kok melakukan pembodohan publik, bukannya mengedukasi publik dengan politik santun dan beradab," ujarnya.
Setelah mengkonsumsi suplemen dan buah-buahan, dia berharap, Andi Arief bisa jernih menganalisa permasalahan.
"Jangan karena nafsu politik, lantas ikut menyebar hoaks yang tidak mendidik," terangnya.
Informasi mengenai adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu beredar mulai Rabu (2/1/2019) sore.
Melalui akun Twitter-nya, @AndiArief_, Andi menuliskan, "Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok. Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar".
Berdasarkan pantauan Kompas.com, kicauan Andi tersebut diunggah pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019). Namun, twit ini tak lagi ditemukan. Andi belum memberikan jawaban ketika ditanya soal twit yang dihapus ini.
Pada Rabu malam, Komisi Pemilihan Umum (KPU) langsung mengecek berkas bersama Bawaslu dan Bea dan Cukai di Kantor Bea Cukai Tanjung Priok, Jakarta Utara dan memastikan informasi itu bohong. Surat suara Pilpres baru akan dicetak pada pertengahan 2019.
Tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf Amin masih mempertimbangkan akan melaporkan Andi Arief soal penyebaran informasi hoaks tersebut.