Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Sumedang Dorong Desa Penghasil Ubi Cilembu Jadi Agrowisata

Kompas.com - 01/01/2019, 06:51 WIB
Aam Aminullah,
Khairina

Tim Redaksi


SUMEDANG, KOMPAS.com - Siapa tak tahu ubi cilembu? Makanan yang berasal dari keluarga umbi-umbian ini sudah terkenal hingga mancanegara.

Meski banyak ditemukan dan ditanam di daerah lainnya di Indonesia, rasa manis seperti madu pada ubi cilembu yang ditanam di Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini, tidak bisa ditandingi ubi yang ditanam di daerah lain. Meskipun di pasar sering dijual dengan nama yang sama, ubi cilembu.

Camat Pamulihan Hari Tri Santosa mengatakan, petani di desa lain di Sumedang hingga di wilayah Indonesia lainnya memang banyak yang menanam ubi dan dijual dengan nama ubi cilembu.

"Tapi soal rasa manis madu dan kekhasan ubi yang ditanam langsung di Desa Cilembu ini tidak bisa disamai  ubi yang ditanam di tempat lain," ujarnya kepada KOMPAS.com, Senin (31/12/2018).

Baca juga: Ubi Cilembu Antar Agustina Raih Gelar Doktor ITB

Hari menuturkan, karena kekhasan ini pula, pemerintah Indonesia melalui Ditjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kemenkum HAM mengeluarkan sertifikat eksklusif yakni Hak Indikasi Geografis untuk ubi cilembu.

"Indikasi Geografis ini dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan," tuturnya.

Hari menyebutkan, hak ekslusif ini dipegang oleh Asosiasi Agrobisnis Ubi Cilembu dengan nomor hak IG.00.2012.000008.

"Rahasia manis madu ubi cilembu terletak pada tanahnya. Meski benihnya dari daerah lain, tapi bila ditanam di tanah Desa Cilembu hasilnya si manis madu. Tapi, jika benihnya berasal dari Cilembu namun ditanam di daerah lain, hasilnya pasti beda dan bukan si manis madu," ucapnya.

Hari menambahkan, saat ini ubi cilembu juga sudah diekspor ke luar negeri. Di antaranya ke negeri sakura Jepang dan Singapura.

Menyadari besarnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) di salah satu desa di Kecamatan Pamulihan ini, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mencanangkan kawasan Desa Cilembu ini menjadi daerah agrowisata layaknya Malang yang kesohor dengan agrowisata apel malang.

"Saya akan mendorong agar mimpi saya menjadikan desa ini sebagai kawasan agrowisata ubi cilembu, layaknya apel malang," ujarnya saat mengunjungi langsung salah satu petani ubi cilembu di Desa Cilembu, Senin siang.

Dony memastikan, pencanangan Desa Cilembu sebagai kawasan agrowisata ubi cilembu ini segera direalisasikan.

Teknisnya, nanti dari pemerintah desa, pemerintah kecamatan, hingga dinas instansi terkait bersinergi untuk mewujudkan kawasan agrowisata ini.

"Jadi nantinya, Desa Cilembu akan banyak dikunjungi wisatawan layaknya agrowisata apel malang di Kabupaten Malang. Wisatawan sambil menikmati panorama alam Pamulihan juga nantinya bisa mengambil ubi cilembunya sendiri di kebun, mengolah dan meng-oven ubinya hingga memakannya langsung di kebun," katanya. 

Kompas TV Hasil deklarasi seniman Sumedang ini secara pribadi akan dilaporkan ke pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf dalam waktu dekat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com