Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.000 Warga Tenjowaringin di Tasikmalaya Siap Menjadi Donor Mata

Kompas.com - 31/12/2018, 20:25 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Warga Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (30/12/2018) lalu, mendeklarasikan Kelompok Donor Mata (KDM).

Kelompok ini menjadi satu-satunya kelompok masyarakat di Indonesia yang akan menyumbangkan kornea matanya saat meninggal dunia kelak.

Sedikitnya, ada sekitar 2.000 warga Desa Tenjowaringin yang telah menyatakan kesiapannya menjadi donor kornea mata saat meninggal kelak.

Namun, dari jumlah tersebut, baru 1.344 orang yang telah menyatakan kesiapannya lengkap dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh donor dan ahli warisnya.

“Yang sudah menandatangani surat pernyataan baru 1.344 jiwa dari 2.000 orang yang telah menyatakan kesiapan menjadi pendonor mata,” jelas Nandang Suprapto, sekretaris Desa Tenjowaringin saat ditemui Senin (31/12/2018) di kantor Desa Tenjowaringin di Jalan Raya Garut-Singaparna.

Desa Tenjowaringin sendiri adalah desa yang berada di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.

Baca juga: Kena Penyakit Langka Anemia Aplastik, Ghairan Butuh Donor Darah O Plus

Jumlah penduduk di desa ini mencapai lebih dari 5.100 jiwa dengan 1.500 kepala keluarga (KK).

Inisiatif warga

Menurut Nandang, inisiasi pembentukan kelompok donor mata di desanya sendiri dimulai pada tahun 2016. Kelompok donor sendiri bukan hal baru bagi warga Desa Tenjowaringin.

Sebelumnya, mereka juga sering menjadi donor darah rutin setiap tiga bulan sekali, sehingga desanya dikenal sebagai lumbung darah.

“Tahun 2016, ada kejadian orang perlu kornea mata dari pendonor, hal ini kemudian membuat masyarakat di sini (Tenjowaringin) membangun kelompok donor mata,” katanya.

Istilah donor mata sendiri, menurutnya, merupakan sesuatu yang asing bagi warga. Makanya, perlu waktu lama untuk menjelaskan perihal donor mata ini.

Namun, berkat penjelasan dari tokoh masyarakat dan rasa kepedulian yang tinggi di kalangan warga, akhirnya mulai banyak warga yang bersedia mendonorkan matanya.

“Kalau soal kegiatan sosial, warga di sini sudah tidak asing lagi, tiga perempat warga di sini adalah pendonor darah rutin, kapan pun orang perlu donor darah suka datang ke sini dan ada saja warga yang mau mendonorkan darahnya,” katanya.

Nandang sendiri merasa salut dengan tingkat kepedulian sosial warga desanya. Makanya, begitu mendapat penjelasan soal donor mata dan caranya, warga pun berbondong-bondong mendaftarkan diri menjadi donor mata.

Usama Ahmad Rizal, juru bicara Kelompok Donor Mata Tasikmalaya, kelompok yang menaungi pendonor mata yang ada di Tasikmalaya mengungkapkan, sampai saat ini di Tasikmalaya, sedikitnya ada 3.000 warga yang sudah siap menjadi donor mata. Kebanyakan memang berada di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu.

Baca juga: Donor Darah 100 Kali, Rido Yuwono Dapat Cincin Emas dan Umrah

Sejak tahun 2016 hingga 2018, menurut Usama, sudah ada 13 orang warga Desa Tenjowaringin yang meninggal dunia dan kornea matanya disumbangkan. Terakhir, donor kornea mata dilakukan oleh almarhum Nandang Ahmad Nasir yang meninggal pada Jumat (28/12/2018) lalu.

“Sampai tahun 2018 ini, sudah ada 26 kornea mata yang didonorkan dari warga Tenjowaringin, yang kemarin didonorkan saja, sudah ada 10 pasien yang menanti di RS Mata Cicendo Bandung,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com