Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

116 Pengungsi Tsunami Selat Sunda di Labuan Terserang ISPA

Kompas.com - 28/12/2018, 17:33 WIB
Acep Nazmudin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Beragam jenis penyakit mulai menyerang para pengungsi bencana tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang, Banten. Di Posko Kemensos Labuan misalnya, sudah ada sekitar 400 pasien mengeluh sakit hingga hari ini

Salah satu petugas kesehatan yang menangani pasien di posko induk ini, dokter Syilvianti, mengatakan setidaknya ada tujuh penyakit yang diidap oleh para pengungsi sejak hari pertama. Yang paling banyak diderita adalah Infeksi Saluran Pencernaan Atas atau ISPA.

"Paling banyak ISPA, kita punya data sekitar 116 pasien atau 29 persen menderita ISPA sejak kita mulai buka posko kesehatan pada Senin (24/12/2018) hingga Jumat (28/12/2018) siang hari ini," kata Sylvianti kepada Kompas.com, Jumat (28/12/2018).

Munculnya penyakit ISPA dalam list teratas, menurut Syilvianti dipengaruhi oleh posko pengungsian yang padat pengungsi. Area pengungsian yang cukup terbuka juga menjadi salah satu pemicu, dimana banyak polusi. Dan pemicu lainnya adalah belum terbebasnya posko pengungsian dari asap rokok.

Baca juga: Ribuan Warga Purwakarta Shalat Gaib untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Untuk itu, Sylvianti bersama tim kesehatan lainnya di posko ini, menekankan bagi para pengungsi untuk tidak merokok di sembarang area, mengingat ada banyak pengungsi yang terganggu serta anak-anak dan balita.

"Kita sudah pasang pengumuman larangan untuk merokok, sudah banyak yang paham, namun ada beberapa yang masih bandel merokok di area pengungsian," kata Sylvianti.

Selain polusi dari rokok, tempat pengungsian di Posko Labuan ini, masih minim tempat sampah. Kurangnya kebersihan, kata dokter dari MDMC RS Islam Jakarta Cempaka Putih ini, adalah pemicu banyak penyakit menyerang para pengungsi.

Selain ISPA, penyakit lain yang dikeluhkan oleh pengungsi antara lain nyeri lambung, hipertensi, dan juga demam.

"Banyak yang mengeluhkan nyeri lambung, bisa jadi pemicunya adalah pola makan yang kurang baik selama di pengungsian," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com