Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PVMBG Amati Adanya Kemungkinan Lubang Kawah Baru di Anak Krakatau

Kompas.com - 27/12/2018, 12:29 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi menduga ada lubang kawah membesar hingga lubang kawah baru di Gunung Anak Krakatau pasca-penetapan status Gunung Anak Krakatau menjadi Siaga level III.

Sekretaris Badan Geologi A Ratdomopurbo menjelaskan, gunung setinggi 338 meter dari permukaan laut ini memasuki fase erupsi sejak Juli 2018.

Aktivitas berupa letusan lontaran lava pijar (strombolian) dan juga aliran lava pijar pun terjadi. Aliran lava dominan mengarah ke tenggara.

Sejak tanggal 22 Desember teramati adanya letusan tipe surtseyan, yaitu aliran lava atau magma yang keluar kontak dengan air.

"Hal ini berarti bahwa debit volume magma yang dikeluarkan meningkat dan lubang kawah membesar, kemungkinan terdapat lubang kawah baru yang dekat dengan ketinggian air," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (27/12/2018).

Bahkan pada tanggal 22 Desember, gempa juga sempat terjadi pada pukul 20.55 WIB, tercatat dalam skala kecil di Stasiun Seismik Sertung dan juga Stasiun Seismik Gunung Gede, puncak Cianjur. "Gempa ini diperkirakan di kompleks Krakatau," katanya.

Baca juga: Krakatau Siaga Level III, Warga Diimbau Waspada Tsunami Susulan

Pada pukul 21.03 WIB, alat seismik di Gunung Anak Krakatau mati. Pihaknya menduga matinya alat tersebut karena terkena letusan, sehingga pemantauan selanjutnya menggunakan stasiun Seismik Sertung.

"Dari citra Satelit diketahui bahwa lereng barat daya longsor (flank collapse) dan masuk ke laut. Data seismik tidak menunjukkan adanya gejala kenaikan energi seismik sebelum kejadian longsor," katanya.

Menurutnya, sejak tanggal 22 Desember pagi sampai saat ini, letusan berlangsung tanpa jeda. Gelegar letusan pun terdengar beberapa kali per menit.

"Saat ini aktivitas letusan masih berlangsung terus-menerus, yaitu berupa letusan strombolian disertai aliran lava pijar dan awan panas," tuturnya.

Pada 26 Desember 2018, lanjutnya, Gunung Anak Krakatau mengalami letusan berupa awan panas dan surtseyan.

"Awan panas ini mengakibatkan adanya hujan abu termasuk yang terekam pada 26 Desember sekira pukul 17.15 WIB," katanya.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Siaga Level III, Warga Diminta Hindari Radius 5 Km

Bahkan dari Pos Kalianda, jam 24.00 WIB, melaporkan suara gemuruh dengan intensitas tinggi. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki area kompleks Krakatau, termasuk Gunung Anak Krakatau.

"Tidak masuk ke area kompleks Krakatau radius 5 kilometer dari anak Krakatau," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com