Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Mampu Bayar Biaya Persalinan, Seorang Ibu Tertahan di RSUD Baubau

Kompas.com - 26/12/2018, 15:47 WIB
Defriatno Neke,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BAUBAU, KOMPAS.com – Karena tak mampu membayar biaya persalinan, Misnawati, seorang ibu rumah tangga di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, tertahan di rumah sakit dan tak bisa pulang ke rumahnya.

Ia mengaku tak punya uang untuk melunasi biaya persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palagimata Kota Baubau sekitar Rp 4,5 juta.

“Saya tidak bisa keluar karena tidak ada biaya (persalinan). Saya berharap ada bantuan untuk menutupi biaya persalinan, sekitar Rp 4 juta lebih,” kata Misnawati, Rabu (26/12/2018).

Misnawati masuk di RSUD untuk melahirkan anak keempatnya, dan melahirkan secara normal di ruang Mawar.

Baca juga: Dedi Mulyadi Bebaskan Istri Sopir Angkot yang Ditahan RS karena Biaya Persalinan

“Saya lahir normal, hanya ari-arinya harus dioperasi, dan saya tidak punya BPJS (Kesehatan),” ujarnya sambil mengeluarkan air matanya.

Saat ini anaknya sudah pulang oleh suaminya di rumah kosnya yang berada di sekitar Lingkungan Kanakea, Kota Baubau. Sementara itu ia masih tertahan di RSUD Palagimata.

Misnawati mengaku sudah 10 hari berada di RSUD, dan untuk makan minum setiap harinya, ia mengaku diberikan dari rumah sakit.

Bantahan RSUD Palagimata

Sementara itu, Humas RSUD Palagimata Kota Baubau Muhamad Al Arsan Jaya membantah bila pihak rumah sakit menahan Misnawati untuk pulang karena tidak ada biaya. 

“Saya mau klarifikasi pemberitaan ini, dia mau pulang, tapi kondisinya masih lemah, jadi dokter mau memulangkan tapi pasien berisiko, bukan tidak ada anggaran,” ucap Muhamad Al Arsan Jaya.

Baca juga: Biaya Persalinan Akhirnya Lunas, Orangtua Batal Jual Bayinya via Facebook

Ia menjelaskan, Misnawati saat masuk bersalin, hemoglobin (Hb) dalam sel darah merahnya rendah hanya 2,7 sehingga dibutuhkan transfusi darah.

“Menjadi masalah saat ini Hb masih 5 sehingga harus dibutuhkan transfusi darah, Ini dilematis, satu sisi pasien tidak mampu membayar, dan di sisi lain kebutuhan kesehatan,” terangnya.

Untuk biaya rumah sakit, Menurut Muhamad Al Arsan Jaya, pembayaran biaya di rumah sakit sudah dibicarakan ditingkat manajemen dan bisa dibayar secara mencicil.

“Kami beri kelonggaran, kalau mampu melunasi semuanya, bisa dibayar cicil, atau ada potongan-potongan terhadap pembayaran itu. Rumah sakit ada kooperatif, apalagi ini masyarakat kurang mampu,” kata Arsan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com