BANDUNG, KOMPAS.com - Korban tsunami Selat Sunda di Banten maupun Lampung membutuhkan makanan, alas tidur, selimut, kebutuhan bayi, dan bantuan medis.
Data kebutuhan tersebut merupakan hasil rapid assessment yang dilakukan 50 relawan Rumah Zakat di lokasi tsunami.
Relawan tersebut bekerja bersama lembaga lainnya di bawah koordinasi Basarnas dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
"Ada hal yang biasanya dilupakan seperti pembalut dan kebutuhan bayi. Itu diperlukan juga," ujar Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat di Bandung, Selasa (25/12/2018).
Baca juga: Korban Meninggal Tsunami Selat Sunda Bertambah Jadi 429 Orang
Saat ini, sambung Murni, para relawan masih melakukan beberapa kegiatan seperti evakuasi korban, rapid assessment, layanan medis, pendistribusian logistik, serta penyiapan dapur umum.
Sebanyak empat ambulans disiagakan di lokasi. Selain itu, ada pula tujuh sepeda motor dan mobil untuk membantu proses distribusi dan layanan bagi warga.
"Ada daerah yang sulit diakses menggunakan mobil, jadi kami membantu proses evakuasi dengan motor," ungkapnya.
Relawan Rumah Zakat menerima laporan dari masyarakat tentang daerah yang belum terjangkau evakuasi. Salah satunya laporan terkait Pulau Sibesi. Di pulau yang dekat dengan Gunung Krakatau tersebut disebutkan ada sejumlah orang yang sedang melakukan kegiatan.
"Infonya ada yang sedang penelitian di sana. Kami langsung koordinasikan dengan Basarnas dan BNPB," tuturnya.
Tak hanya itu, pihaknya menerima laporan dari warga, Kecamatan Ujung Kulon belum terevakuasi. Mendapat laporan itu pihaknya langsung menindaklanjuti sambil terus berkoordinasi dengan BNPB.
"Banyak informasi yang diberikan masyarakat dari mulai dukungan hingga informasi daerah mana yang belum mendapatkan bantuan," imbuhnya.
Kepala Rumah Zakat Action, Herlan Wilandari mengatakan, puluhan relawannya berada di sana selama satu bulan. Setelah itu, pihaknya akan mengganti atau menambah relawan tergantung kebutuhan.
Baca juga: [HOAKS] Pesan Berantai Waspada Tsunami di Pantai Utara Karawang
Pihaknya, kata Herlan, akan terus membantu hingga tahapan recovery.
Setelah itu, tim akan membangun Desa Berdaya atau desa binaan hingga perekonomian warga kembali pulih.
"Untuk saat ini, kami akan mengirim kornet. Untuk tahap awal kami kirim 5.000 kornet kemasan. Kornet itu tidak perlu dimasak sehingga memudahkan warga," tutupnya.