Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Tsunami Selat Sunda Betul-betul di Luar Perkiraan BMKG...

Kompas.com - 24/12/2018, 13:11 WIB
Acep Nazmudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyebut hingga saat ini belum bisa disimpulkan penyebab tsunami yang melanda Selat Sunda.

Bahkan hal ini, menurutnya, terjadi di luar perkiraan Badan Mateorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Ini betul-betul di luar perkiraan dari BMKG, karena sebelumnya, biasanya itu ada gempa terlebih dahulu, sehingga memang kita melihat kesiapan masyarakat, kesiapan yang baru berliburan, baik di Pantai Carita ini, juga di Pantai di Labuan, di Tanjung Lesung, di Sumur dan tidak memiliki untuk kesiapan untuk menghindar," kata Jokowi saat meninjau lokasi bencana di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Senin (24/12/2018).

Terkait spekulasi tsunami yang terjadi karena longsor bawah laut dari gunung anak Krakatau, Jokowi menyebut, hal tersebut juga belum bisa disimpulkan.

"Sekarang ini kan kita belum bisa menyimpulkan, kalau ini bukan dari gempa iya, tapi dari mana? Belum disimpulkan. Jadi jangan disimpulkan," kata Jokowi.

Baca juga: Kisah Korban Selamat Tsunami: Dalam Sekejap Saya Sudah Tergulung Ombak...

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa Selat Sunda hingga saat ini telah menelan 231 korban meninggal, 1.016 luka-luka dan 57 korban hilang. Banyaknya korban ini diduga dipicu oleh alat deteksi tsunami yang tidak berfungsi sehingga masyarakat tidak mendapatkan peringatan terlebih dahulu.

Untuk itu, Jokowi memerintahkan BMKG untuk segera membeli alat deteksi dini tsunami.

"Ke depan saya sudah perintahkan BMKG untuk membeli alat-alat deteksi early warning system yang bisa memberikan peringatan-peringatan dini kepada kita semua, pada masyarakat, sehingga masyarakat bisa menghindar secepatnya," kata Jokowi.

Baca juga: Cegah Flu dan Tetanus, Bio Farma Kirim Vaksin ke Lokasi Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com