Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Longsoran Gunung Krakatau Bisa Picu Tsunami jika di Atas VEI 6

Kompas.com - 23/12/2018, 17:48 WIB
Agie Permadi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum dapat menyimpulkan pemicu tsunami yang terjadi di Perairan Selat Sunda karena aktivitas Gunung Anak Krakatau.

Kabid Mitigasi Gunung Api Wawan Irawan mengatakan, tim harus melakukan pengecekan dan pendalaman ke lapangan. 

Ia menyebutkan, jika dilihat dari kegempaan, tsunami yang terjadi di wilayah Selat Sunda bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

Tremor atau getaran pada Gunung Anak Krakatau terjadi sejak bulan Juni. Letusan terbesar terjadi pada November 2018. Dengan lontaran lava yang keluar, kecil kemungkinan berpotensi memicu tsunami.

Baca juga: PVMBG Masih Dalami Kaitan Tsunami dengan Erupsi Gunung Anak Krakatau

"Kalau dari kegempaanya, jelas itu bukan karena letusan (Gunung Anak) Krakatau. Tapi yang perlu kita cek itu adalah apakah ada longsoran di tubuh Krakatau dan mengakibatkan tsunami. Itu juga kalau terjadi longsoran perlu yang besar sekali sehingga menimbulkan tsunami," kata Wawan, di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/12/2018).

Berdasarkan sejarahnya, longsoran pernah terjadi pada Gunung Krakatau tahun 1883. Untuk memicu gelombang tsunami ini diperlukan longsoran yang masif (besar).

"Sejauh ini pernah terjadi di Krakatau itu pada tahun 1883. Salah satunya longsoran tubuh Gunung Krakatau itu. Besaran longsoran itu mungkin harus di atas VEI atau volcano eruption indeks-nya 6. Di Indonesia salah satunya yang satu itu ya tahun 1883 itu. Krakatau-nya yang longsor. Saat itu Krakatau ada tubuhnya juga terus hancur, kemudian tumbuh lagi dia," jelas Wawan.

Baca juga: Pasca-tsunami Banten, Pengelola Kawasan Tanjung Lesung Kirim Tim Evakuasi

Saat ini, tim PVMBG bertolak ke lokasi kejadian untuk mengecek langsung ke lapangan, memastikan apakah tsunami tersebut karena letusan Gunung Anak Krakatau atau ada pemicu lainnya seperti longsoran.

"Saat ini coba cek ke lapangan apakah betul pasang laut tsunami itu karena letusan Krakatau atau ada longsoran," kata dia.

Kasubid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Barat PVMBG Ahmad Solihin menilai, erupsi atau letusan Gunung Anak Krakatau sangat kecil kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.

Baca juga: Kisah Turis yang Selamat dari Terjangan Tsunami di Tanjung Lesung

 

"Kalau dari erupsi atau letusannya itu kemungkinan tidak sampai menimbulkan tsunami karena dari pantauan seismiknya juga erupsinya strombolian, itu seperti lontaran (semburan) lava pijar kayak air mancur tapi lava. Jadi kemungkinan kecil ini," ujar Ahmad Solihin.

Meski demikian, lanjut Solihin, ada dugaan longsoran material di dalam air yang memicu peristiwa itu. Namun hal ini juga masih perlu didalami dan diselidiki.

"Dugaan sementara atau probabilitasnnya paling besar longsoran atau enggak longsoran di lokasi lain karena kita belum tahu itu. Atau mungkin juga dari badai semalam bisa menyebabkan itu, jadi dari faktor cuaca. Cuma itu mungkin bukan ranah kami," ujar Solihin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com