Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Hadapan Jemaah MTA, Prabowo Mengaku Grogi

Kompas.com - 23/12/2018, 17:04 WIB
Labib Zamani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Calon presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto melakukan silaturahim ke Gedung Pusat Majelis Tafsir Alquran (MTA) Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/12/2018).

Ia didampingi Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Ferry Juliantono.

Prabowo mengatakan, kunjungannya tersebut tidak atas nama calon presiden, melainkan sebagai warga negara Indonesia.

Pada kesempatan itu, Prabowo mengaku grogi saat berbicara di hadapan 10.000-an jemaah MTA.

Baca juga: Lokasi Dekat Kediaman Jokowi Jadi Opsi untuk Markas Baru Prabowo-Sandi

"Saya terus terang saja mengakui Ustaz Ahmad Sukina, saya ini agak grogi. Belum pernah seumur-umur saya berbicara di hadapan majelis yang demikian banyak ini," ujar Prabowo di hadapan jemaah MTA.

Menurut Prabowo, sebagai warga negara, ia memiliki kewajiban untuk menyampaikan kepada sesama tentang fenomena yang terjadi di Indonesia.

"Kekayaan bangsa Indonesia sekarang dan kekayaan rakyat Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Kekayaan kita diambil keluar dari Indonesia. Inilah sebab musabab kunci hampir semua masalah yang kita alami sekarang," kata dia.

Baca juga: Agung Laksono: Ada Kesan Prabowo Menakut-nakuti Rakyat

Prabowo mengatakan, hal ini membuat negara semakin lemah. Ia mengklaim, apa yang disampaikannya tersebut berdasarkan data yang telah ia tuliskan dalam buku karyanya berjudul "Paradoks Indonesia".

Buku tersebut katanya berisi kumpulan data soal kondisi dan perjalanan Indonesia.

"Hari ini yang saya bawa ke sini (MTA), ada 1.000 buku. Saya bingung cara membaginya. Buku ini saya serahkan ke MTA untuk mengatur pembagiannya," kata Prabowo.

Baca juga: Prabowo: Saya Tidak Pernah Ragu dengan Komitmen Pak SBY

Sementara itu, Pimpinan Pusat MTA Al Ustaz Ahmad Sukina menjelaskan, MTA bukan partai politik.

MTA merupakan lembaga dakwah berbadan hukum yayasan. MTA memiliki kantor cabang di berbagai daerah di Indonesia.

Sukina juga mengatakan, semua pengajar dan guru di kantor cabang MTA dikirim dari kantor pusat di Solo. Semua tidak dibayar alias gratis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com