Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Pasang di Pantai Anyer, Warga Berlarian ke Bukit, Disebut Ada Korban

Kompas.com - 23/12/2018, 00:34 WIB
Acep Nazmudin,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Gelombang pasang menerjang Pantai Anyer di Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.15 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang Banten melaporkan ada korban dalam gelombang pasang di Pantai Carita. Namun detailnya belum bisa diungkapkan.

Selain itu, warga dilaporkan berlarian ke bukit dan tempat yang lebih tinggi untuk mengungsi begitu gelombang pasang terjadi.

"Informasi dari anak buah saya di lapangan ada korban, banyak warga yang mengungsi," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pandeglang, Endan Permana, saat dikonfirmasi, Sabtu malam.

"Masih nunggu update selanjutnya," tambahnya.

Baca juga: BNPB: Gelombang Pasang di Anyer, Sejumlah Hotel dan Kendaraan Rusak

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa gelombang pasang yang terjadi di Pantai Anyer menyebabkan sejumlah hotel dan kendaraan rusak.

"Ini bukan tsunami. Juga bukan disebabkan letusan Gunung Anak Krakatau. Tapi gelombang pasang karena bulan purnama," tegas Kepala Pusat Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dikutip dari keterangan tertulis.

BNPB pun meminta masyarakat tetap tenang.


BMKG sebut sebagai tsunami

BMKG melalui twitnya awalnya menyatakan fenomena tersebut bukan tsunami melainkan gelombang tinggi. Namun, dalam siaran persnya, setelah melihat data dari empat stasiun pengamatan, BMKG menyebut gelombang tersebut termasuk tsunami.

Hasil pengamatan menunjukkan tinggi gelombang masing-masing 0.9 meter di Serang pada pukul 21.27 WIB, 0,35 meter di Banten pada pukul 21.33 WIB, 0,36 meter di Kota Agung pada pukul 21.35 WIB, dan 0,28 meter pada pukul 21.53 WIB di Pelabuhan Panjang.

Meski menyatakan tsunami, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rachmat Triyono menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada aktivitas seismik di sekitar lokasi gelombang tinggi.

"Jadi masih belum jelas penyebabnya. Apakah mungkin karena aktivitas Krakatau? Kita belum tahu," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (22/12/2018).

Baca juga: BMKG Nyatakan Gelombang Tinggi di Serang sebagai Tsunami

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com