Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaet Milenial Tak Cukup Lewat Penampilan, Beri Kepastian soal Pendidikan dan Pekerjaan

Kompas.com - 21/12/2018, 10:10 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengatakan, menggaet pemilih dari kalangan milenial harus dengan cara menjawab kebutuhan mereka.

Menurut Karyono, mengikuti cara berpakaian atau berpenampilan seperti milenial tidaklah cukup.

"Jangan dipaksakan juga dengan gaya-gaya milenial, karena jadi lucu kalau Kiai Ma'ruf Amin dipaksa untuk bergaya milenial," ujar Karyono seusai acara diskusi bertajuk "Membongkar Visi Misi Capres Cawapres: Melihat Aspirasi Politik Umat" di Kantin Kendal, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).

Baca juga: FISIP UI: Ini 4 Karakter Pemilih Milenial

"Cara membidik pemilih milenial itu tidak harus menyerupai aksesorisnya, performanya, tapi yang paling penting adalah paslon itu menjawab kebutuhan kaum milenial," terang dia.

Karyono berpendapat, ada aspirasi penting dari kaum milenial yang harus dijawab oleh paslon, yaitu kepastian soal pendidikan dan pekerjaan.

Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo saat acara diskusi bertajuk Membongkar Visi Misi Capres Cawapres: Melihat Aspirasi Politik Umat di Kantin Kendal, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018). KOMPAS.com/Devina Halim Direktur Indonesian Public Institute (IPI) Karyono Wibowo saat acara diskusi bertajuk Membongkar Visi Misi Capres Cawapres: Melihat Aspirasi Politik Umat di Kantin Kendal, Jakarta Pusat, Kamis (20/12/2018).

"Yang lebih penting dari itu adalah harapan kalangan milenial. Dia perlu ada kepastian masa depan pendidikan dan juga masa depan tentang pekerjaan," jelasnya.

Baca juga: Literasi Islam Cinta Sasar Milenial Bandung Jadi Generasi Damai

Pemilih milenial berjumlah sekitar 80 juta jiwa yang berusia 17-35 tahun. Artinya, 30-40 persen dari keseluruhan pemilih merupakan generasi milenial.

Oleh karenanya, pemilih milenial dinilai memiliki suara potensial karena jumlahnya yang cukup signifikan. Namun, diakui Karyono, pemilih dari generasi ini sulit untuk digaet karena sangat pragmatis.

Untuk itu, ia mengatakan, pasangan calon presiden dan calon wakil presiden perlu mengetahui selera dan kebutuhan para milenial. Baru setelah itu, menyusun program atau strategi yang menjawab kebutuhan mereka.

Baca juga: Dorong Milenial Kembangkan Ekosistem Industri Games di Indonesia

Karyono mencontohkan, acara musik atau olahraga dapat menjadi strategi untuk memenuhi selera generasi milenial terhadap dua dunia tersebut.

"Selera dari pemilih milenial bisa dibidik dengan program, bisa juga dengan cara karena pemilih milenial suka musik, sport, maka program-program yang dilakukan paslon dan timnya membuat event yang disukai milenial, seperti sport dan musik," terang dia.

Kompas TV Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, menerima kaum milenial yang menamakan dirinya relawan milenial Jokowi-Ma'ruf Amin atau Remaja. Mereka merupakan gabungan dari mahasiswa, santri, dan komunitas. Ma'ruf Amin menyatakan kaum milenial tidak bisa dipisahkan dengan kaum ibu. Untuk itu perlu sinergi di antara keduanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com