SOLO, KOMPAS.com - Kota ramah disabilitas yang disandang Solo, Jawa Tengah menjadi alasan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meluncurkan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) disabilitas.
SKO menjadi lembaga pendidikan pertama untuk melahirkan bibit-bibit atlet disabilitas di Indonesia.
"SKO kita luncurkan di Solo karena seperti kita ketahui Solo kota yang betul-betul ramah disabilitas. Dan itu dibuktikan NPC (National Paralympic Committee (NPC) kita bermarkas di Solo," ungkap Menpora di sela peluncuran SKO disabilitas di Jalan Tanjung Karangasem, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018).
SKO menjadi wadah lahirnya atlet-atlet disabilitas yang secara pendidikan diperhatikan, tetapi perkembangan olahraganya terus disuport hingga kelak mereka mewakili Indonesia di kancah internasional.
Baca juga: Pertama di Indonesia, Sekolah Khusus Olahraga Disabilitas Diluncurkan di Solo
"Kita berharap peluncuran SKO disabilitas ini tentunya diikuti pendirian PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) disabilitas di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota," jelas dia.
Pendirian PPLP tersebut ujar Menpora agar anak-anak penyandang disabilitas mendapatkan fasilitas, perhatian dan hak yang sama meraih pendidikan dan cita-cita.
Menpora berujar, SKO disabilitas nantinya akan dibangun dalam satu tempat dilengkapi dengan sarana latihan, asrama dan sekolah. Untuk saat ini, katanya siswa SKO disabilitas menempati satu tempat penginapan di Wisma Sejahtera Yayasan Insan Sembada.
Sedang sekolah mereka terpencar di berbagai tempat. Ada di SMAN 8 Surakarta, SMKN 9 Surakarta, SMPN 23 Surakarta, SMPN 22 Surakarta, SMPN 20 Surakarta dan SMA/SMP Luar Biasa, serta YPAC Surakarta.
Baca juga: Kisah Cinta Sejati Soeharto, Mantan Atlet Disabilitas yang Tetap Setia Merawat Istri
Wadah pembibitan
Sementara, Sekjen NPC Indonesia Pribadi mengatakan, SKO disabilitas merupakan wadah untuk pembibitan dan pembinaan atlet disabilitas. SKO disabilitas menampung atlet-atlet yang telah mengikuti pekan paralimpik pelajar nasional.
"Hadirnya SKO disabilitas ini kami (NPC) tidak kesulitan lagi mencari bibit-bibit sebagai pelapis dari seniornya yang telah berprestasi. Karena di olahraga disabilitas tidak ada pemandu bakat. Selama ini yang kami bekerja sama dengan NPC daerah mencari penyandang disabilitas untuk kami bina menjadi atlet," ujar Pribadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.