KOMPAS.com - Banjir melanda empat kabupaten di Riau. Salah satu kabupaten yang paling parah terkena banjir adalah Kabupaten Kampar.
Selain Kabupaten Kampar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Rokan Hilir (Rohil), dan Bengkalis, juga diterjang banjir.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan, bantuan telah disalurkan untuk para korban, namun tidak seluruhnya berhasil terjangkau bantuan.
Sejumlah warga mengeluhkan stok makanan mereka telah menipis dan bertahan hidup dengan makanan seadanya.
Inilah fakta di balik bencana banjir di Riau:
Edwar Sanger menjelaskan, banjir saat ini terjadi akibat musim hujan dengan intensitas tinggi terjadi sejak beberapa hari terakhir. Curah hujan mengakibatkan sungai meluap.
"Untuk di wilayah Kabupaten Kampar, banjir akibat luapan air Sungai Kampar. Karena lima pintu air waduk PLTA saat ini masih dibuka," sebut Edwar.
Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor pada 30 November 2018 lalu.
Akibat luapan Sungai Kampar tersebut, 848 kepala keluarga terkena dampak. Sejumlah fasilitas umum pun tergenang banjir.
"Korban banjir di Kabupaten Kampar seluruhnya sekitar 848 kepala keluarga (KK). Selain rumah, air juga menggenangi fasilitas umum, seperti sekolah, tempat ibadah, jalan dan lainnya," sebut Edwar pada Kompas.com, Selasa (11/12/2018).
Baca Juga: Sungai Kampar Riau Meluap, Warga Kebanjiran
Pihak PLTA Koto Panjang menjelaskan kepada masyarakat, lima pintu air waduk dibuka dengan ketinggian 150 sentimeter.
"Beberapa hari lalu dibuka dengan ketinggian sekitar 120 sentimeter. Sekarang kami tambah 30 sentimeter, sehingga menjadi 50 sentimeter," kata Manager PLTA Koto Panjang Rusdi melalui keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Minggu.
Saat itu, Rusdi menyampaikan, elevasi waduk mencapai 84,60 sentimeter sehingga pintu air terpaksa dibuka lebih tinggi.