Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UB Manfaatkan Saluran Pembuangan Air Jadi Pembangkit Listrik

Kompas.com - 13/12/2018, 06:26 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya Kota Malang membuat inovasi dengan memanfaatkan saluran pembuangan air menjadi sumber energi listrik. Inovasi itu diberi nama Wapo atau wasted hydropower.

Terdapat tiga mahasiswa yang berinovasi dalam temuan tersebut, yakni Muhamad Syukri Abdul Jalil, Ariq Kusuma Wardana dan Mochammad Muchlis Triwahyudi. Ketiganya merupakan mahasiswa semester 5 Jurusan Teknik Elektro Universits Brawijaya.

Inovasi yang dibuatnya memanfaatkan saluran pembuangan air di gedung bertingkat. Air yang jatuh melalui pipa paralon dimanfaatkan untuk menjadi pembangkit listrik.

"Idenya ketika saya melihat gedung - gedung bertingkat pasti ada saluran pembuangannya. Air yang mengalir dari ketinggian memiliki energi potensial," kata Syukri di Universitas Brawijaya, Rabu (12/12/2018).

Baca juga: Genteng Anti Gempa Inovasi Mahasiswa Undip Raih Emas di Jerman

Untuk menghasilkan energi listrik, pipa pembuangan air itu dilengkapi dengan kincir. Memanfaatkan air yang jatuh dan terus mengalir, kincir itu akan terus berputar.

Sementara, kincir itu dilengkapi dengan generator DC yang dapat menimbulkan tegangan listrik jika berputar.

Output tegangan listrik itu dimasukkan ke alat berupa MPPT atau maximum power point tracking, kemudian dimasukan ke baterai.

Untuk debit air 0,012 kubik per detik yang jatuh dari ketinggian 24 meter, alat itu mampu menghasilkan tegangan listrik sebesar 281,4 watt. Tegangan yang dihasilkan bisa semakin besar bergantung pada beban air yang jatuh dan kemampuan kincir serta generator.

"Tegangan yang dihasilkan masih relatif kecil tapi itu bisa digunakan untuk penerangan ruangan dan jalan - jalan di gedung tersebut," jelasnya.

Inovasi itu telah sukses menjadi juara 1 kategori renewable energy technology dalam Lomba Gagasan & Rancangan Kreatif (LoGrak) 2018 di Polinema (Politeknik Negeri Malang).

Kompas TV Sebagai negara pertama yang mengembangkan kereta cepat, industri kereta api Jepang tentu memiliki teknologi yang tidak diragukan lagi. Sejumlah inovasi terus dilakukan demi kenyamanan warga dalam menggunakan transportasi kereta api yang menjadi salah satu transportasi utama di Jepang.<br /> <br /> Sejak 2008 silam, Jepang kembali menghadirkan teknologi terbaru di dunia transportasi kereta, yaitu automated guideway transit atau kereta tanpa awak bernama Nippori-Toneri Liner. Kereta ini dijalankan melalui sistem komputerisasi secara otomatis. Nippori-Toneri Liner melayani 13 stasiun dengan jarak sepanjang 9,7 kilometer di timur laut Tokyo.<br /> <br /> Hadirnya jalur kereta ini dapat memangkas waktu tempuh dari semula satu jam menjadi 20 menit saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com