Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Suporter Saat Sriwijaya FC Terdegradasi: Patah Hati hingga Minta Manajemen Dirombak

Kompas.com - 12/12/2018, 16:38 WIB
Aji YK Putra,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kabar Sriwijaya FC terdegradasi dari Liga Indonesia membuat para pendukung hingga masyarakat Palembang, Sumatera Selatan, patah hati.

Polemik internal di tubuh manajemen Sriwijaya FC dinilai menjadi pemicu "lengsernya" tim yang kerap disebut Laskar Wong Kitodari Liga 1 Indonesia 2018.

Penunggakan gaji pemain, hingga kondisi keuangan yang kembang kempis diduga membuat konsentrasi para pemain menjadi terganggu sehingga tidak bisa bertahan pada posisi liga 1.

Baca juga: Tiga Tim yang Terdegradasi dari Liga 1 2018

Wira, pendukung Sriwijaya FC, menilai, terdegradasinya tim yang disayanginya tersebut karena kesalahan manajemen yang telalu ego dan menganggap langkah yang ditempuh selalu benar dalam musim kompetisi 2018. 

"Contohnya soal keuangan, tidak pernah jujur kalau kondisi keuangan kurang stabil. Selalu bilang banyak duit (uang). Akhirnya berdampak pada kondisi tim, mulai gaji pemain telat sampai kami dengar menunggak katering," kata Wira, Rabu (12/12/2018). 

Rombak manajemen

Dia melanjutkan, kondisi keuangan tim yang selalu ditutupi oleh manajemen karena ingin menjaga situasi kondusif para pemain malah berbuah petaka. Ditambah lagi, manajemen kerap mengeluarkan pernyataan yang selalu berubah-ubah di hadapan publik.

"Kalau kasih pernyataan, nanti beda orang beda lagi yang disampaikan. Hal-hal yang tidak perlu malah disampaikan. Intinya, kalau Sriwijaya FC ini mau bagus lagi, manajemen harus dirombak. Hancur tim kalau ditunggangi orang yang tidak mengerti bola. Lebih bagus mantan pemain dimasukkan ke dalam jajaran manajemen seperti posisi direktur teknik," ujarnya.

Hal senada juga diutarakan Denny, anggota Sriwijaya Facebook Community. Dia sangat menyayangkan tim yang bertabur prestasi seperti Sriwjaya FC harus degradasi ke Liga II. Namun, menurutnya, kenyataan itu memang harus diterima dengan kondisi apa pun.

"Namun inilah yang terjadi, sepahit apapun kenyataan itu harus diterima. Semoga degradasinya SFC dapat dijadikan momentum introspeksi diri dan berbenah, baik itu manajemen, pemain maupun kami sendiri (para pendukung SFC) agar tim yang kami banggakan ini dapat kembali lagi ke jalurnya (liga kasta tertinggi)," tuturnya.

"Kami berharap, SFC hanya satu musim bermain di Liga 2 dan tahun 2020 kembali lagi ke kompetisi kasta tertinggi. Meski bermain di Liga II, kami bakal mengawal, mendukung. Kami berjanji bakal setia karena kami tetap Sriwijaya FC," tambah Denny.

Begitu juga dengan  yang dirasakan Amriza Nursatria, salah satu warga Sumsel yang menjadi fans Sriwijaya FC. Dia berharap segera dilakukan pembenahan di tubuh manajemen sehingga bisa mendapatkan orang-orang yang memahami sepak bola dan dikelola secara pribadi tanpa ditunggangi dengan kepentingan politik.

"Sedih karena SFC tim kebanggaan Wong Kito harus terdegradasi. Tapi kami tetap mendukung SFC dan berharap SFC cuma satu musim saja di Liga 2. Saya berharap, ada pembenahan di manajemen SFC dengan menempatkan orang-orang yang memang memahami dan mengerti sepak bola. Saya juga berharap, SFC dikelola secara profesional dan tidak dimasukkan kepentingan politik dalam pengelolaan SFC," kata Amriza.

"Tetap bersama tim"

Sementara itu, Dirijen Singa Mania Yokhe Odank mengaku, sebagai suporter, dirinya sedih mendengar kabar terdegradasinya Sriwijaya FC. Apalagi sebelumnya tim ini selalu mendapatkan prestasi besar dalam liga Indonesia, seperti meraih double winner pada 2007 lalu. 

"Kami sebagai suporter melihat SFC turun ke kasta 2 Liga Indonesia memang sangat menyakitkan dan kecewa, namun ini bukan akhir segalanya. Sebagai suporter, kami akan tetap mengawal tim ini di mana pun berada," ungkapnya.

"Harapan kami, para petinggi-petinggi PSSI, terutama Badan Liga Indonesia ke depannya harus memberantas habis mafia bola yang sudah mencederai nilai sportivitas dan untuk manajemen SFC, jika ingin membawa kembali ke Liga 1 harus lebih profesional dalam mengelola tim. Jangan ada lagi isu-isu keterlambatan gaji yang bisa merusak keharmonisan tim. Jadikan ini semua pembelajaran untuk introspeksi diri, termasuk suporter dan pencinta SFC," ujar Yokhe.

Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya FC terdepak dari Liga 1 Indonesia setelah kesebelasan yang dinahkodai Alfredo Vera itu tumbang dengan skor akhir 2-1 saat melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, pada Minggu (9/12/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com