Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Lihat Teman Tewas Ditikam, Pasrah dan Ingat Keluarga (5)

Kompas.com - 12/12/2018, 13:39 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS. com - Sekitar kurang lebih hampir 2 jam bersembunyi di bahwa pohon besar, Jimmy Rajagukguk (Aritonang) korban selamat dari teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua. Dia akhirnya melanjutkan perjalanan.

Akan tetapi, dalam perjalanannya, dia menemukan satu orang temannya yang tadinya berlari di depannya tertangkap KKB dan sudah dalam keadaan meninggal.

Dari penglihatannya, temannya meninggal akibat di bagian leher ditikam dengan senjata tajam dan di bagian punggung belakang tertancap satu anak panah. Saat itu korban meninggal dalam keadaan tertelungkup.

Melihat hal itu, Jimmy semakin takut dan pasrah apabila hal itu dialaminya. Sepanjang perjalanan dia selalu berdoa dan berfikir tentang keluarganya di kampung halaman.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKSB di Nduga Papua: Pintu Didobrak, Kami Disuruh Berbaris (1)

“Saya mendengar dua teman saya pertama dibunuh minta tolong dan menyebut nama Tuhan. Namun, mereka tetap dibunuh oleh pelaku berjumlah enam orang,” katanya.

“Saat bersembunyi di pohon, saya kedinginan dan kelaparan. Hingga saya berpikir untuk melanjutkan perjalanan. Namun, 100 meter sudah menemukan satu orang teman meninggal dengan kondisi ditikam lehernya dan panah menancap di punggungnya,” pungkasnya.

“Saat itu saya pasrah dan selalu berdoa serta berfikir tentang istri dan empat anak saya. Saya sepanjang jalan berdoa,” katanya lagi.

Jimmy mengungkapkan, untuk keluar dari hutan, ia harus mengukuti jejak kaki kelompok KKB yang terlihat di jalan berbecek, hingga akhirnya tembus ke jalan yang belum ada perkampungannya.

Baca juga: Jimmy Kisahkan Penyerangan KKB di Nduga Papua: Disekap Tanpa Baju pada Suhu Nol Derajat (2)

“Saat itu saya tiba di sebuah perkampungan yang ada di Distrik Dall. Disana saya tertangkap oleh tiga orang kelompok KKB. Saat itu mereka langsung menghubungi rekan mereka dengan menggunakan radio. Namun, tak ada yang menyahut karena kemungkinan frekuensi tak sampai,” paparnya.

“Ketika tertangkap. Saya hanya berdoa semoga ada yang melolong. Sebab mereka juga ingin membawa saya lagi kembali ke dalam hutan,” tukasnya.

Saat tertangkap untuk kedua kalinya, apa yang menyebabkan dia bisa kembali selamat. Ikuti tulisan selanjutnya.

Bersambung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com